Langsung ke konten utama

Perempuan dan Perhiasan Terindah Dunia


Perempuan diciptakan oleh Allah SWT memiliki andil dalam dinamika kehidupan. Peran yang tidak bisa hilang dari seorang perempuan adalah sosok keibuan. Perempuan yang baik adalah yang bisa menjadi madrasatul ula bagi anak-anaknya. Artinya seorang ibu yang mendidik anaknya dengan cara yang baik, didukung dengan ketenangan, dan kesabaran. Akan menumbuhkan anak anak yang sholeh dan sholeha. 

Perempuan tidak hanya dipandang sebatas fungsi biologis nya. Lebih jauh, akan melekat padanya cinta yang suci, kecantikan, kelembutan, dan keindahan yang menawan. Apabila seorang laki-laki hanya terpikat dengan wanita pada aspek wujud jasad semata, ia tidak akan mampu meningkatkan persepsinya kepada taraf yang lebih mulia. 

Hubungan antara laki-laki dan perempuan adalah hubungan yang agung dan mulia. Seperti yang tertuang dalam firman Allah Q.S Ar-rum ayat 21 yang artinya;

"Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untuk mu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantara mu rasa kasih dan sayang. Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir".

Dikatakan bahwa hubungan laki-laki dan perempuan dalam konteks suami-istri bukanlah sekedar hubungan materi, melainkan hubungan yang mengokohkan cinta dan kasih. Hal ini juga menempatkan perempuan pada kedudukan dan martabat yang begitu mulia. 

Allah SWT memberi Nabi Muhammad SAW rasa kasih sayang yang lebih kepada perempuan dan wewangian. Alasannya, karena perempuan adalah penghias dan penyejuk di dalam keluarga. Sedangkan wewangian dapat menumbuhkan semangat bagi jiwa. Dalam sebuah riwayat ada seorang penyair yang membenci istrinya. 

"Sesungguhnya perempuan itu laksana setan yang diciptakan untuk kami. Kami memohon perlindungan kepada Allah dari segala kejahatan yang terkutuk".

Apa jawaban sang istri? Istri menjawab dengan lembut, "Perempuan itu bagaikan wewangian untuk mu, bukankah engkau sangat menyukai wewangian? ".

Satu lagi, penulis buku Wajibul Adab pernah menceritakan, " Pada suatu hari Khalid bin Yazid bin Muawiyah mencela Abdullah bin Zubair sebagai orang yang kikir. Lantas Khalid bertanya kepada istrinya, "Mengapa engkau tidak membantah apakah engkau senang dengan apa yang ku katakan?" 

Lantas sang istri menjawab, "Aku tidak akan berpihak kepada siapapun perempuan tidak diciptakan untuk mencampuri urusan laki-laki. Kami hanya seperti wewangian yang bersedia untuk dicium dan digauli".

Bagaimana pendapat mu? 

Silahkan komen di bawah 👇



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saat Kita Menjadi Mahasiswa Bimbingan Ibu Dr. Zulfatun Ni'mah, M.Hum

Senang sekali kita bertemu melalui tulisan ini. Menjadi seorang mahasiswa tidak akan lepas dengan tugas akhir atau skripsi. Saya adalah mahasiswa semester delapan yang sudah tentu tengah berkecimpung dalam proses pembuatan skripsi. Berbicara soal proses pembuatan skripsi tentu saya dan pembaca paham. Jika mengerjakan skripsi pasti memiliki dosen pembimbing.  Perkenalkan Ibu Dr. Zulfatun Ni'mah, M.Hum atau yang akrab dipanggil Bu Zulfa merupakan dosen pembimbing saya. Beliau adalah dosen mata kuliah sosiologi hukum, begitu lah saat saya pertama kali bertemu di kelas sebagai murid dan dosen. Bu Zulfa dikenal sebagai dosen yang perfeksionis dan tegas. Ada sebuah kejadian dimana ketika beliau tengah menjelaskan materi di kelas. Salah satu mahasiswa terlihat asyik memainkan handphone tanpa memperhatikan apa yang di sampaikan Bu Zulfa. Dengan tegas Bu Zulfa menegerus dan memperingati nya dengan keras, dan mengatakan untuk menaati peraturan dan kontrak belajar yang telah disepakati. Jika ...

Catatan Akhir Dari Skripsi

Oleh : Suyatno  Memasuki BAB V dalam penyusunan skripsi menjadi puncak kebahagiaan tersendiri bagiku. Sebelumnya, aku bergelut dengan data informan di BAB IV, bertemu dengan para dosen perempuan yang menjadi informan, serta melakukan observasi dan dokumentasi di kampus. Saat mulai mengkaji data dari BAB IV di BAB V, aku merasa senang karena membayangkan skripsiku akan segera selesai. Dalam BAB V ini, aku menulis temuan penelitian menggunakan perspektif gender. Sangat menyenangkan karena aku banyak belajar soal pengelolaan rumah tangga, mulai dari relasi suami-isteri, tugas dan pekerjaan rumah tangga, hingga pengasuhan anak pada keluarga perempuan karir. Setelah BAB V disetujui oleh dosen pembimbing, aku langsung "tancap gas" untuk menyelesaikan BAB VI, yakni kesimpulan dari skripsi. Tanpa harus merevisi terlalu banyak, skripsiku dinyatakan selesai oleh dosen pembimbing, dan aku diarahkan untuk segera melengkapi dokumen skripsi seperti surat persetujuan pembimbing,...