Langsung ke konten utama

Suka dan Cinta


Suka dan cinta adalah dua kata serupa tapi tak sama. Orang bisa menyukai apa yang mereka lihat dan mencintainya secara bersamaan. Tapi orang hanya bisa mencintai sesuatu pada saat yang sama. Namun pernahkah kita memikirkan lebih spesifik dari dua kata tersebut? Misalnya ada laki-laki sedang makan bakso bersama wanita yang baru dikenalnya, karena parasnya cantik dan senyumnya manis dia menjadi suka. Kemudian diajak berkenalan, ngobrol dan lain-lain. 

Setelah mereka selesai makan keduanya pulang, saat masih di jalan si pria itu berpapasan dengan seorang wanita lain yang memiliki lesung pipi dan berkulit putih. Ia juga suka dengan penampilannya. Artinya orang bisa menyukai siapa saja yang ia temui, bahkan setelah ia menyukai beberapa orang sebelumnya. Cinta tidak demikian, cinta di desain untuk satu, bukan untuk dua atau tiga. Jika kita melawan itu, maka apa yang dicinta akan murka. 

Beda cerita jika si pria sudah mencintai dengan seorang wanita. Cinta akan mengikis ego seseorang, berkomitmen, mengambil seluruh hati dan pikiran, mengabdikan seluruh waktunya serta berusaha untuk tidak menduakannya. Dia sudah tidak lagi tertarik dengan wanita kecuali satu yang ia cintai. Seberapa banyak wanita yang ia temui, seharusnya hatinya tidak akan goyah dan tetap memilih pada satu wanita. Karena kecenderungan hatinya total hanya pada satu. Apabila cintanya sudah dalam, ia sudah tidak lagi mengenal sebab sebab yang membuatnya jatuh cinta. Karena cinta tidak butuh alasan. Bahkan jika yang dicintai menyakitinya, ia harus menerima itu sebagai bagian dari cinta.

Dari uraian diatas kita bisa melihat makna dibalik kata cinta dan suka. Cinta bermakna tunggal sedangkan suka bermakna majemuk (lebih dari satu). Mengenal cinta tidak bisa secepat seperti menyukai. Cinta perlu mengenal dari dalam, sedangkan suka hanya perlu mengenal dari luar. Maka dengan mencintai orang akan mengetahui dan memahami lahir maupun batin terhadap apa yang dicinta. Oleh sebab itu para pecinta tidak akan pernah keliru terhadap apa yang dicinta. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perempuan dan Perhiasan Terindah Dunia

Perempuan diciptakan oleh Allah SWT memiliki andil dalam dinamika kehidupan. Peran yang tidak bisa hilang dari seorang perempuan adalah sosok keibuan. Perempuan yang baik adalah yang bisa menjadi madrasatul ula bagi anak-anaknya. Artinya seorang ibu yang mendidik anaknya dengan cara yang baik, didukung dengan ketenangan, dan kesabaran. Akan menumbuhkan anak anak yang sholeh dan sholeha.  Perempuan tidak hanya dipandang sebatas fungsi biologis nya. Lebih jauh, akan melekat padanya cinta yang suci, kecantikan, kelembutan, dan keindahan yang menawan. Apabila seorang laki-laki hanya terpikat dengan wanita pada aspek wujud jasad semata, ia tidak akan mampu meningkatkan persepsinya kepada taraf yang lebih mulia.  Hubungan antara laki-laki dan perempuan adalah hubungan yang agung dan mulia. Seperti yang tertuang dalam firman Allah Q.S Ar-rum ayat 21 yang artinya; "Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untuk mu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cende...

Saat Kita Menjadi Mahasiswa Bimbingan Ibu Dr. Zulfatun Ni'mah, M.Hum

Senang sekali kita bertemu melalui tulisan ini. Menjadi seorang mahasiswa tidak akan lepas dengan tugas akhir atau skripsi. Saya adalah mahasiswa semester delapan yang sudah tentu tengah berkecimpung dalam proses pembuatan skripsi. Berbicara soal proses pembuatan skripsi tentu saya dan pembaca paham. Jika mengerjakan skripsi pasti memiliki dosen pembimbing.  Perkenalkan Ibu Dr. Zulfatun Ni'mah, M.Hum atau yang akrab dipanggil Bu Zulfa merupakan dosen pembimbing saya. Beliau adalah dosen mata kuliah sosiologi hukum, begitu lah saat saya pertama kali bertemu di kelas sebagai murid dan dosen. Bu Zulfa dikenal sebagai dosen yang perfeksionis dan tegas. Ada sebuah kejadian dimana ketika beliau tengah menjelaskan materi di kelas. Salah satu mahasiswa terlihat asyik memainkan handphone tanpa memperhatikan apa yang di sampaikan Bu Zulfa. Dengan tegas Bu Zulfa menegerus dan memperingati nya dengan keras, dan mengatakan untuk menaati peraturan dan kontrak belajar yang telah disepakati. Jika ...

Catatan Akhir Dari Skripsi

Oleh : Suyatno  Memasuki BAB V dalam penyusunan skripsi menjadi puncak kebahagiaan tersendiri bagiku. Sebelumnya, aku bergelut dengan data informan di BAB IV, bertemu dengan para dosen perempuan yang menjadi informan, serta melakukan observasi dan dokumentasi di kampus. Saat mulai mengkaji data dari BAB IV di BAB V, aku merasa senang karena membayangkan skripsiku akan segera selesai. Dalam BAB V ini, aku menulis temuan penelitian menggunakan perspektif gender. Sangat menyenangkan karena aku banyak belajar soal pengelolaan rumah tangga, mulai dari relasi suami-isteri, tugas dan pekerjaan rumah tangga, hingga pengasuhan anak pada keluarga perempuan karir. Setelah BAB V disetujui oleh dosen pembimbing, aku langsung "tancap gas" untuk menyelesaikan BAB VI, yakni kesimpulan dari skripsi. Tanpa harus merevisi terlalu banyak, skripsiku dinyatakan selesai oleh dosen pembimbing, dan aku diarahkan untuk segera melengkapi dokumen skripsi seperti surat persetujuan pembimbing,...