Langsung ke konten utama

Bersedekah Dalam Bermuamalah

Pada awal bulan Februari lalu, saya kembali menginjakkan kaki di kota yang dikenal sebagai kota penghasil marmer di Jawa Timur. Yaps betul sekali kota Tulungagung. Sudah beberapa kesempatan saya bolak-balik lintas provinsi Jawa Barat - Jawa Timur karena tuntutan kuliah. Memang tidak ada yang berubah dari kota satu ini ketika pertama kali melihat kota Tulungagung secara langsung pada waktu masih semester tiga hingga saat ini sudah semester enam rasanya masih tetap sama. Yah memang betul, tidak ada yang berubah dari kota tulungagung kecuali satu hal, yakni kedai yang berada disamping penjual Bakso Begadang di depan kampus. Mengapa saya katakan demikian, sebab ada hal menarik yang saya alami dan akan saya ceritakan lewat tulisan ini. 

Kedai si "AA" merupakan warung makan yang cukup diminati oleh mahasiswa. Hampir setiap hari kedai satu ini tidak pernah sepi. Berlokasi di depan kampus UIN SATU Tulungagung dan berada di tepi jalan raya yang sangat strategis membuat kedai ini mudah di kenali dan dilihat oleh orang yang lewat. Selain itu, kebetulan kedai si "AA" berada persis di depan gang masuk rumah kontrakan saya. Sehingga hampir setiap hari saya melewati kedai tersebut. Belum diketahui sejak kapan berdiri, namun ketika saya datang ke Tulungagung pada awal bulan februari, kedai satu ini suah mulai berjualan. 

Dari pengalaman berkunjung ke kedai tersebut saya mencatat beberapa hal yang jarang ditemukan pada pedagang lainya. Pertama harga makanan yang dibandrol cukup murah, dan kedua kedai ini gemar bersedekah. Menjual makanan dengan harga murah memang bisa dilakukan oleh siapa saja. Tapi menjual makanan dengan kualitas yang sehat dan bergizi serta menggunakan bahan bahan yang segar namun harganya murah belum tentu semua orang bisa. Mungkin bisa tapi belum tentu mau. Inilah kesan pertama yang saya temukan ketika pertama kali makan di kedai si "AA" ini. Di saat orang-orang berjualan untuk mencari untung sebesar-besarnya. Saya malah kurang bahkan tidak melihat konsep itu di kedai satu ini. Hal ini saya simpulkan setelah melihat daftar menu yang di tuliskan. 

Berikut ini saya sebutkan daftar menu kedai si "AA"
Untuk makanan
Nasi ayam penyet Rp 8000
Nasi lele penyet Rp 7000
Nasi tempe tahu telor Rp 7000
Nasi ati ampela Rp 6000

Lauk
Ayam penyet Rp 6500
Tempe tahu telor Rp 5500
Ati ampela Rp 5000
Tahu tempe Rp 4000
Nasi putih Rp 3000

Dan untuk minumannya sendiri cuma tiga ribuan. Kalian bisa memilih es teh/hangat, es jeruk/hangat, dan kopi. Saya yakin mesti pertanyaan pertama yang muncul di benak kalian adalah
Ini beneran harganya segitu?
Ini jualan apa mau sedekah? 
Hal yang sama pun saya rasakan demikian. Tapi jangan salah walaupun harganya murah tapi rasa masakannya enak, bumbunya berasa, sambalnya pun lezat, dan pastinya menggunakan bahan bahan yang segar. Kalau kita berbicara mengenai pedagang yang berada di lingkungan atau disekitar kampus. Memang hampir semua pedagang kaki lima harga makanannya cukup terjangkau. Tapi makanan yang enak dan sedap dengan harganya yang murah, saya rasa jarang ada tempat semacam ini. 

Saat pertama kali saya melakukan transaksi di tempat itu, saya sempat berbincang dengan suami dari pemilik kedai tersebut. Pak kin akrabnya disapa. Memiliki nama lengkap Solikhin, beliau adalah seorang yang memiliki kontrakan yang sekarang banyak ditempati oleh mahasiswi. Kontrakan pak Kin berada tepat di belakang kedai si "AA" tersebut dan berada di samping kontrakan saya. Nama Pak Kin di masyarakat sekitar kontrakan memang sudah cukup familiar, sebab beliau sering dimintai tolong untuk memasang instalasi listrik dan menjadi tukang bangunan juga. Setelah mengetahui latar belakang beliau lewat obrolan singkat tersebut. Saya berasumsi bahwa mengapa kok harga yang dipatok di kedai si "AA" ini begitu murah, karena kebutuhan rumah tangga beliau sudah lebih dari cukup dari pasif income dirinya yang memiliki kontrakan. Sehingga berjualan makanan dan membuka kedai hanya untuk mengisi waktu luangnya bersama istri. Mungkin juga yang penting bisa membayar orang yang bekerja di kedai saja sudah cukup. Urusan laba itu belakangan. 

Kemudian yang kedua, selain menjual makanan yang enak dan murah. Di kedai si "AA" ini kerap mengadakan promo beli dua gratis satu setiap hari jumat. Pernah suatu ketika salah seorang teman membeli nasi tempe tahu telor dua porsi. Kemudian ia diberikan tiga porsi. " Ini yang satunya gratis" ujar si panjual yang tidak diketahui namanya. Hal tersebut terus berulang sampai hari ini. Harganya pun sama tidak ada perubahan. Ketika hari jumat tiba, banyak dari teman teman yang mendapat promo tersebut. Maka tidak heran hampir setiap hari orang-orang berkerumun di kedai si "AA" untuk membeli lauk atau makanan. 

Pelajaran yang dapat saya ambil dari pengalaman di kedai si "AA" ini adalah bahwa bersedekah tidak harus berbentuk materi, bersedekah tidak harus diketahui orang apalagi diakui oleh orang lain. Bersedekah dalam bentuk apapun baik tenaga, pikiran, ataupun materi sekecil apapun akan sangat bermanfaat jika kita melakukannya dengan ikhlas dan tulus. Dan satu hal lagi bahwa mencari nafkah dengan bekerja keras memang wajib. Namun berbuat baik kepada sesama juga wajib untuk bekal kita di kemudian hari. Sebab saya pernah mendengar kata kata bijak
"Kalau kamu belum bisa melakukan hal produktif yang menghasilkan uang. Maka lakukanlah hal positif yang mampu menghasilkan kebaikan. Sebab hutang emas dapat diganti, hutang budi dibawa mati". 
Sehat - sehat orang baik 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perempuan dan Perhiasan Terindah Dunia

Perempuan diciptakan oleh Allah SWT memiliki andil dalam dinamika kehidupan. Peran yang tidak bisa hilang dari seorang perempuan adalah sosok keibuan. Perempuan yang baik adalah yang bisa menjadi madrasatul ula bagi anak-anaknya. Artinya seorang ibu yang mendidik anaknya dengan cara yang baik, didukung dengan ketenangan, dan kesabaran. Akan menumbuhkan anak anak yang sholeh dan sholeha.  Perempuan tidak hanya dipandang sebatas fungsi biologis nya. Lebih jauh, akan melekat padanya cinta yang suci, kecantikan, kelembutan, dan keindahan yang menawan. Apabila seorang laki-laki hanya terpikat dengan wanita pada aspek wujud jasad semata, ia tidak akan mampu meningkatkan persepsinya kepada taraf yang lebih mulia.  Hubungan antara laki-laki dan perempuan adalah hubungan yang agung dan mulia. Seperti yang tertuang dalam firman Allah Q.S Ar-rum ayat 21 yang artinya; "Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untuk mu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cende...

Saat Kita Menjadi Mahasiswa Bimbingan Ibu Dr. Zulfatun Ni'mah, M.Hum

Senang sekali kita bertemu melalui tulisan ini. Menjadi seorang mahasiswa tidak akan lepas dengan tugas akhir atau skripsi. Saya adalah mahasiswa semester delapan yang sudah tentu tengah berkecimpung dalam proses pembuatan skripsi. Berbicara soal proses pembuatan skripsi tentu saya dan pembaca paham. Jika mengerjakan skripsi pasti memiliki dosen pembimbing.  Perkenalkan Ibu Dr. Zulfatun Ni'mah, M.Hum atau yang akrab dipanggil Bu Zulfa merupakan dosen pembimbing saya. Beliau adalah dosen mata kuliah sosiologi hukum, begitu lah saat saya pertama kali bertemu di kelas sebagai murid dan dosen. Bu Zulfa dikenal sebagai dosen yang perfeksionis dan tegas. Ada sebuah kejadian dimana ketika beliau tengah menjelaskan materi di kelas. Salah satu mahasiswa terlihat asyik memainkan handphone tanpa memperhatikan apa yang di sampaikan Bu Zulfa. Dengan tegas Bu Zulfa menegerus dan memperingati nya dengan keras, dan mengatakan untuk menaati peraturan dan kontrak belajar yang telah disepakati. Jika ...

Catatan Akhir Dari Skripsi

Oleh : Suyatno  Memasuki BAB V dalam penyusunan skripsi menjadi puncak kebahagiaan tersendiri bagiku. Sebelumnya, aku bergelut dengan data informan di BAB IV, bertemu dengan para dosen perempuan yang menjadi informan, serta melakukan observasi dan dokumentasi di kampus. Saat mulai mengkaji data dari BAB IV di BAB V, aku merasa senang karena membayangkan skripsiku akan segera selesai. Dalam BAB V ini, aku menulis temuan penelitian menggunakan perspektif gender. Sangat menyenangkan karena aku banyak belajar soal pengelolaan rumah tangga, mulai dari relasi suami-isteri, tugas dan pekerjaan rumah tangga, hingga pengasuhan anak pada keluarga perempuan karir. Setelah BAB V disetujui oleh dosen pembimbing, aku langsung "tancap gas" untuk menyelesaikan BAB VI, yakni kesimpulan dari skripsi. Tanpa harus merevisi terlalu banyak, skripsiku dinyatakan selesai oleh dosen pembimbing, dan aku diarahkan untuk segera melengkapi dokumen skripsi seperti surat persetujuan pembimbing,...