Mengapa dengan mu? Tatapan mu kosong, senyuman mu tak seperti biasanya. Hati mu berdebar kencang tanda telah mengalami sesuatu yang mengejutkan. Mengapa dengan diri mu? Bukankah kamu dulu pernah berkata bisa berdiri tegap dengan prinsip mu itu. Mengapa sekarang semua itu goyah?
Keadaan membuat diri mu labil dalam mengambil keputusan. Hanya karena sebuah lirik dan suasana yang syahdu. Jiwa mu langsung terkapar. Termenung dalam ketidakpastian. Memang benar orang mengatakan rindu itu kadang menyiksa. Lebih lebih jika apa yang kamu rindukan tidak menyadari eksistensi rindu mu itu. Bagaimana rasanya berjuang sendirian? Tentu tidak mengenakan bukan.
Pada satu hari akan tiba waktunya kamu harus mampu mempertahankan prinsip yang selama ini kamu bangun dengan susah payah. Apa yang kamu berikan kepada orang lain, tidak semuanya paham apa yang kamu maksud. Mungkin ini dianggap sebagai cidera bagi perasaannya. Atau memang kamu yang salah mengambil sikap dalam situasi kala itu?. Tidak perlu menjawab pertanyaan yang jawabannya sudah kamu alami. Kini saatnya kamu belajar dan memaknai, hadapilah realita itu dengan pandangan yang luas.
Kenapa kamu selalu takut untuk memulai? Apakah ini sebuah penantian untuk sesuatu yang tidak pasti? Kamu mungkin pernah mendengar
"Yang jadi masalah hubungan bisa gagal karena salah satunya belum bisa berdamai dengan masa lalu"
Kamu sekarang hanya perlu tindakan. Kamu itu sudah paham konsepnya, mengerti teorinya. Tapi kenapa kamu masih berputar-putar pada orbit yang sama?
Coba kamu lihat dia, apakah ada disetiap tindakannya menunjukkan passion kepada mu? Kamu terlalu mengikuti kata hati mu, di sisi lain kamu juga tidak menyayangi diri mu sendiri. Pesan yang kamu sampaikan dulu sudah betul, maksud yang kamu sampaikan sudah jelas. Tapi kamu mengambil sikap yang keliru setelahnya. Perempuan lebih suka dengan laki-laki yang bisa dipegang omongannya. Hati yang sudah kecewa mungkin bisa memaafkan, tapi sulit untuk melupakan.
Kamu boleh menengok ke belakang, tapi jangan membawanya kembali. Kamu sekarang tahu apa yang menjadi kesalahan besar mu. Walaupun dalam hati mu kekeuh ingin membuktikan diri mu versi sekarang berbeda dengan diri mu versi dulu. Semua itu tidak cocok untuk orang yang sering kamu lukai hatinya, mempermainkan perasaannya, dan menyia-nyiakannya. Kamu telah belajar dari masa lalu, banyak sekali pelajaran yang bisa kamu petik. Seharusnya kamu sudah lebih siap saat berhadapan dengannya sekarang.
Yah sekarang dia menjadi manusia yang lebih rasional. Karena dia berpikir masa lalu adalah soal perasaan. Masa depan adalah urusan pemikiran. Jadi buat apa kamu menyatukan hati yang sudah pecah. Percuma disatukan kembali rasanya juga tidak akan sama, begitulah dia beranggapan. Namun di sisi lain hatinya trauma bahkan sampai hampir mati rasa. Sudah berapa kali bertemu dengan seseorang tapi sampai saat ini belum menemukan sosok yang pas. Entahlah ini hanya asumsi mu.
"Kamu jangan sampai bareng sama dia. Karena sama ibaratnya membaca buku, walaupun kamu baca berulang-ulang endingnya ga akan berubah"
Kata teman mu yang kutu buku. Membaca buku secara berulang akan membuat mu menemukan hal-hal menarik dari buku tersebut. Hal ini disebabkan karena bisa saja saat membaca buku untuk pertama kalinya, ada berbagai hal menarik yang terlewatkan. Bukankah setiap detik kamu bisa jatuh cinta pada orang yang sama? Kamu juga bisa mencintai satu orang dengan banyak cara kan?
Mungkin kamu akan bertemu dengan orang yang sama. Hari-hari yang sama, perasaan yang sama, alur cerita yang sama, dan kisah yang sama. Tapi percaya dan berjanjilah kamu tidak akan berbuat kesalahan yang sama. Penyesalan yang kamu rasakan hari ini. Telah menjadi pelajaran berharga dihidup mu. Kamu mungkin ingin sekali menunjukkan diri mu versi sekarang ini. Ingin mempunyai satu kesempatan lagi untuk bisa membuktikan. Tapi kamu harus tahu bahwa itu tidak harus ditunjukkan kepada orang yang sama.
Sore kemarin kamu telah melihat dengan mata mu sendiri. Bahwa dia dan dirimu berbeda. Dia sembuh dengan hadirnya orang baru, sedangkan kamu sembuh dan berdiri dengan kekuatan mu sendiri. Ini mungkin berat tapi seiring berjalannya waktu akan terbiasa. Tapi orang harus tahu bahwa kamu bukan laki-laki yang pergi karena orang ketiga. Kamu pergi karena ego mu sendiri. Berusaha meyakinkan kepadanya bahwa ini akan baik-baik saja. Dan kamu menyerahkan semua itu kepada semesta. Maka nikmatilah ketidakpastian yang kamu buat itu.
Sudah hampir tiga tahun lamanya kamu dihantui bayangan jiwa itu. Tidur mu, mimpi mu, dan hidup mu selalu tertuju padanya. Kenangan yang muncul dari hal-hal sederhana selalu berhasil membawa mu pada hari-hari asing itu. Padahal sudah jelas perasaan indah itu hanya tersampaikan oleh mulut orang lain. Bukan dari mulutnya langsung. Anehnya lagi kamu malah larus dalam perasaan itu. Kamu selalu gagal dalam menghadapinya. Kamu tidak bisa terus membohongi hati kecil mu itu.
Seindah apapun kata-kata mutiara, sebagus apapun motivasi yang kamu temukan. Semua itu belum cukup untuk menyembuhkan mu dari penyakit Cinta.
Ada sebuah cerita saat Khosrow bertanya kepada Farhat
Bagaimana tentang perasaan yang mulia ratu? Sudahkah engkau mengetahui segenap keinginannya. Bagaimana jika beliau meminta kepada sesuatu yang tidak engkau miliki atau meminta mu melakukan sesuatu yang tidak sanggup engkau lakukan"
Farhat kemudian membalas
Hamba tidak mengharapkan beliau membalas cinta hamba. Hamba hanya mohon diijinkan mencintai beliau. Hati hamba satu-satunya miliki sudah beliau miliki. Hamba akan memohon agar Tuhan memberikan hamba kemampuan untuk memenuhi semua keinginannya.
Kisah ini adalah jawaban cinta yang tulus dan sejati. Kamu akan mengetahui cinta tanpa syarat bahkan lebih dari itu cinta yang tidak menuntut untuk dibalas. Kamu sudah sampai pada titik dimana tujuan mu bukan untuk mendapatkan balasan cintanya. Melainkan kamu hanya ingin diijinkan untuk mencintainya. Namun apakah ini yang disebut ketulusan atau sekedar nafsu belaka? Kamu terus mencari jawaban tersebut sampai tidak sadar bahwa itu semua membuat hati mu senantiasa membiasakan diri tersakiti.
Banyak orang menganggap itu hanya akan membuat mu mengalami kesedihan dan kesulitan. Mengapa kamu menjalani kehidupan mu seperti ini. Padahal dia memandang mu sebelah mata. Kenapa kamu harus susah-susah, kenapa kamu harus menghadapi kesulitan semacam ini? Padahal di luar sana masih banyak orang yang lebih darinya.
Kamu tidak menganggap bahwa hidup mu setumpuk kesedihan. Sebab bagi orang yang benar-benar mencintai. Kepedihan dan dan obatnya adalah satu dan sama. Dia mengakui ataupun tidak mengakui kamu tidaklah penting. Kamu mencintainya demi dirinya, bukan diri mu. Cukuplah bagi mu mencintainya. Sejauh mencakup berbagai keinginan kamu bagaimana kamu bisa mempunyai keinginan. Sebagian orang yang dekat dan mengenal mu melihat diri mu sedih. Tapi bagi mu kisah diri mu dan dirinya tidaklah menyedihkan. Sebab bagi orang yang mencintai, kesedihan dan obatnya sama yaitu cinta itu sendiri.
Komentar
Posting Komentar