Pak Akin adalah orang biasa yang mempunyai cita-cita membangun sebuah rumah makan. Di daerah tempat tinggalnya banyak sekali orang-orang yang kekurangan makanan bergizi. Setiap hari orang orang di daerah Ujungmulya tersebut hanya makan dua kali sehari dengan lauk seadanya. Jika mereka ingin makan dengan lauk yang sedikit enak. Maka orang-orang tersebut harus mengeluarkan biaya yang sedikit lebih mahal. Sepintas jika dilihat memang tubuh mereka nampak sehat. Namun karena kurangnya kandungan nutrisi dari makanan yang mereka makan. Akhirnya berpengaruh dengan kemampuan otak mereka yang menurut ilmu psikologis hanya sampai rata-rata. Tapi perlu diketahui bahwa di daerah Ujungmulya sebenarnya banyak rumah makan yang berdiri. Namun rumah makan tersebut belum mampu memenuhi keinginan masyarakat untuk memberikan lauk pauk enak dan bergizi dengan harga terjangkau.
Melihat hal tersebut hati Pak Akin tersentuh. Pak Akin berinisiatif membangun rumah makan yang menyediakan lauk pauk yang enak dengan harga terjangkau. Bukan hanya itu, Pak Akin juga berkeinginan agar rumah makan ini bisa dinikmati oleh semua orang dari dalam atau luar daerahnya. Bahkan ia juga berkeinginan supaya rumah makan ini bisa membantu anak-anak atau orang-orang yatim piatu, para tahfidz qur'an, orang yang kurang mampu ekonominya. Dengan menggratiskan atau membayar setengah makanan saat makan di warung miliknya. Memang betul di daerah tempat tinggal Pak Akin, Ujung mulya. Banyak sekali bibit SDM unggul, daerah itu memiliki masyarakat yang luar biasa. Pak Akin berharap dengan menggratiskan atau meberikan harga setengah untuk orang-orang yang memiliki kekurangan. Rumah makan miliknya dapat meningkatkan integritas masyarakat Ujungmulya. Dan diharapkan suatu saat nanti daerah Ujungmulya akan bermunculan orang-orang dengan kemampuan minimal rata-rata di atas. Dan bisa menjadi generasi berkualitas yang dapat berguna bagi nusa dan bangsa.
Singkat cerita Pak Akin berhasil membangun rumah makan yang ia inginkan. Dalam perjalanannya membangun rumah makan tersebut. Pak Akin bertemu dengan seorang hamba Allah yang memiliki pemikiran sama dengan Pak Akin. Ia merupakan salah satu pemuka agama di Ujungmulya. Dan ia ingin menghibahkan bangunan rumahnya untuk dijadikan rumah makan. Kemudian dalam hal ini Pak Akin diamanahkan oleh hamba Allah tersebut untuk mewujudkan impian itu. Sehingga Pak Akin dengan mantap mengembangkan rumah makan tersebut sampai menjadi rumah makan favorit dan menjadi kebanggaan masyarakat Ujungmulya. Pak Akin juga memiliki banyak karyawan baik laki-laki maupun perempuan untuk membantu menjalankan rumah makan tersebut. Rumah makan dengan kursi yang bagus, ruangan yang bersih, tempat yang nyaman, fasilitas yang lumayan lengkap dan lauk yang enak serta bergizi tapi harganya terjangkau. Jarang-jarang tempat semacam ini ada khususnya di daerah Ujungmulya. Bertahun-tahun rumah makan itu berjalan dan meraih berbagai kategori penghargaan. Baik dari segi pelayanan, fasilitas, makanan dan lain sebagainya. Banyak orang-orang termasuk masyarakat Ujungmulya terbantu dengan keberadaan rumah makan Pak Akin. Ekonomi masyarakat dan SDM sudah mulai tumbuh sedikit demi sedikit. Sampai menghantarkan nama rumah makan Pak Akin menjadi tersohor.
Namun pada suatu hari kemewahan rumah makan Pak Akin ternodai. Ketika pelanggan rumah makan Pak Akin tengah menikmati hidangan yang lezat. Tiba-tiba datang sekelompok orang yang tidak diketahui pasti siapa dan dari mana asalnya. Menghampiri Pak Akin dan berbicara denganya. Kemudian kelompok itu mengambil alih rumah makan untuk dijadikan tempat musyawarah. Menggunakan rumah makan itu kepentingan kelompoknya sendiri. Konon katanya akan ada musyawarah kata seorang pelanggan Pak Akin. Sehingga pelanggan yang sedang makan dan sedang memesan makanan di arahkan oleh Pak Akin untuk meninggalkan tempat dan diperintahkan untuk makan di rumah saja. Rumah makan itu akan disewa selama seminggu untuk kegiatan tersebut. Entah pertimbangan seperti apa yang diambil Pak Akin sehingga mengusir pelanggannya dan membiarkan rumah makan itu beralih fungsi menjadi tempat perundingan. Karena yang memerintah adalah Pak Akin langsung selaku pemilik rumah makan. Mau tidak mau para pelanggan harus menuruti instruksi tersebut.
Pelanggan banyak yang kecewa dan merasa haknya tidak terpenuhi karena tindakan Pak Akin. Banyak dari mereka yang mengeluh sudah membayar makan tapi tidak bisa menikmatinya secara langsung. Yah sebab rumah makan ini mulai besok akan melayani semua pelanggan secara online. Makanan akan tetap dikirimkan ke rumah pelanggan masing-masing. Selama acara musyawarah itu berlangsung rumah makan akan tetap bukan, namun pelayanannya online. Tapi apa yang bisa diharapkan dari makanan yang sudah dingin. Pelanggan yang rela jauh-jauh datang ke Ujungmulya hanya untuk bisa memperoleh makanan yang lezat dengan harga terjangkau kecewa dengan kejadian itu. Mereka (masyarakat Ujungmulya) semuanya menilai bahwa Pak Akin terlalu terburu-buru mengambil keputusan. Sehingga Pak Akin terlihat bijaksana tapi tidak bijaksini.
Komentar
Posting Komentar