Langsung ke konten utama

Tulisan yang Tak Kunjung Selesai

Sial! Suara bising itu memecahkan kepala ku. Membubarkan semua ide yang sudah lama aku kumpulkan. Ia berlari ketakutan saat suara itu berbunyi. Bertengger di pojok kamar yang kumuh seorang diri. Andaikan pencipta suara itu tahu perasaan ide saat bebunyian itu dilantunkan. Aku yakin dia akan langsung merasa bersalah. Tapi mana mungkin pencipta bunyi tahu soal itu, bukankah suara itu diciptakan untuk mengusir ruang kosong di kesehariannya. Perlu diketahui bahwa ini bukan yang pertama kali kepala ku ambyar tak beraturan. Di beberapa kesempatan aku mencoba memanjakan ide dengan duduk di kamar yang cahaya mataharinya masuk, suasananya cukup tenang. Tetapi itu hanya sementara sebelum suara sialan itu terdengar. 

Mau sampai kapan dirimu menakuti ide ku seperti itu. Bagimu mungkin itu adalah hiburan, tapi bagi ku ini adalah bentuk penyiksaan. Penyiksaan yang nyata. Aku membutuhkan suasana yang tenang, damai, dan sedikit keramaian untuk berkencan dengan ide. Dari kencan itu maka akan terlahir sebuah anak yang aku beri nama tulisan. Siklus semacam ini telah lama mandek akibat suara-suara tidak tahu sopan santun itu. Sudah kangen rasanya aku bisa bercumbu kembali dengan ide. Namun keinginan itu selalu terhalang oleh kekosongan yang kian nyata. Aku tidak menginginkan pencipta suara itu pergi, hanya saja suara itu cukup menganggu waktu kami berdua. 

Lihatlah ulah suara sialan itu. Kini anak yang kami nantikan tidak kunjung keluar, sebab jalannya telah hilang di biaskan oleh suara lancang itu. Aku tidak mengerti bagaimana menangani hal tersebut. Berikanlah kami waktu untuk bisa berdua, rasanya tidak enak bila aku ditinggal sendirian. Tulisan ini tidak bisa tercipta apabila hanya diri ku seorang, tulisan ini tidak bisa lahir tanpa seorang ide. Seperti makan dengan  satu jari, rasanya begitu sulit. Para pencipta suata itu, mereka tidak tahu jika ide sudah merajuk. Dia bisa saja pisah rumah dengan ku dan kabur entah kemana. Berbagai cara telah aku lakukan supaya ide itu tidak pergi. Tapi rasanya memang harus semedi untuk mendapatkannya kembali. 

Banyak tulisan terlantar setelah aku ditinggal olehnya. Aku begitu kesusahan untuk mendidiknya menjadi sebuah tulisan yang utuh. Tidak kuat rasanya hati ini melihat tulisan yang malang itu. Ia tergantung dalam kondisi memprihatinkan antara dihapus atau diteruskan. Tapi diteruskan juga percuma. Jika seseorang berjalan tanpa tujuan, ia hanya akan menjadi pecundang. Aku tidak ingin anak ku menjadi seperti itu. Kini yang tersisa dari tulisan itu hanya fotonya saja. Aku sangat menikmati waktu yang singkat dengan ide. Setiap detik adalah emas. Tidak ada orang yang begitu setia mau menemani ku sesetia ide. Apalagi aku jauh dari orang tua. Ia begitu tulus dan baik, kehadirannya menghangatkan suasana. Dan untuk pencipta suara semoga kamu cepat menyadari kesalahan mu itu. Pikirkanlah kembali apakah suara itu diinginkan oleh orang lain atau malah menganggu orang lain. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perempuan dan Perhiasan Terindah Dunia

Perempuan diciptakan oleh Allah SWT memiliki andil dalam dinamika kehidupan. Peran yang tidak bisa hilang dari seorang perempuan adalah sosok keibuan. Perempuan yang baik adalah yang bisa menjadi madrasatul ula bagi anak-anaknya. Artinya seorang ibu yang mendidik anaknya dengan cara yang baik, didukung dengan ketenangan, dan kesabaran. Akan menumbuhkan anak anak yang sholeh dan sholeha.  Perempuan tidak hanya dipandang sebatas fungsi biologis nya. Lebih jauh, akan melekat padanya cinta yang suci, kecantikan, kelembutan, dan keindahan yang menawan. Apabila seorang laki-laki hanya terpikat dengan wanita pada aspek wujud jasad semata, ia tidak akan mampu meningkatkan persepsinya kepada taraf yang lebih mulia.  Hubungan antara laki-laki dan perempuan adalah hubungan yang agung dan mulia. Seperti yang tertuang dalam firman Allah Q.S Ar-rum ayat 21 yang artinya; "Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untuk mu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cende...

Saat Kita Menjadi Mahasiswa Bimbingan Ibu Dr. Zulfatun Ni'mah, M.Hum

Senang sekali kita bertemu melalui tulisan ini. Menjadi seorang mahasiswa tidak akan lepas dengan tugas akhir atau skripsi. Saya adalah mahasiswa semester delapan yang sudah tentu tengah berkecimpung dalam proses pembuatan skripsi. Berbicara soal proses pembuatan skripsi tentu saya dan pembaca paham. Jika mengerjakan skripsi pasti memiliki dosen pembimbing.  Perkenalkan Ibu Dr. Zulfatun Ni'mah, M.Hum atau yang akrab dipanggil Bu Zulfa merupakan dosen pembimbing saya. Beliau adalah dosen mata kuliah sosiologi hukum, begitu lah saat saya pertama kali bertemu di kelas sebagai murid dan dosen. Bu Zulfa dikenal sebagai dosen yang perfeksionis dan tegas. Ada sebuah kejadian dimana ketika beliau tengah menjelaskan materi di kelas. Salah satu mahasiswa terlihat asyik memainkan handphone tanpa memperhatikan apa yang di sampaikan Bu Zulfa. Dengan tegas Bu Zulfa menegerus dan memperingati nya dengan keras, dan mengatakan untuk menaati peraturan dan kontrak belajar yang telah disepakati. Jika ...

Catatan Akhir Dari Skripsi

Oleh : Suyatno  Memasuki BAB V dalam penyusunan skripsi menjadi puncak kebahagiaan tersendiri bagiku. Sebelumnya, aku bergelut dengan data informan di BAB IV, bertemu dengan para dosen perempuan yang menjadi informan, serta melakukan observasi dan dokumentasi di kampus. Saat mulai mengkaji data dari BAB IV di BAB V, aku merasa senang karena membayangkan skripsiku akan segera selesai. Dalam BAB V ini, aku menulis temuan penelitian menggunakan perspektif gender. Sangat menyenangkan karena aku banyak belajar soal pengelolaan rumah tangga, mulai dari relasi suami-isteri, tugas dan pekerjaan rumah tangga, hingga pengasuhan anak pada keluarga perempuan karir. Setelah BAB V disetujui oleh dosen pembimbing, aku langsung "tancap gas" untuk menyelesaikan BAB VI, yakni kesimpulan dari skripsi. Tanpa harus merevisi terlalu banyak, skripsiku dinyatakan selesai oleh dosen pembimbing, dan aku diarahkan untuk segera melengkapi dokumen skripsi seperti surat persetujuan pembimbing,...