Langsung ke konten utama

Musim Misuh di Langit Kamar Pujangga

Diatas langit langit kamarku tengah berkumpul awan mendung. Gelap gulita kala itu, menyalakan lampu tidak sempat karena takut tersambar halilintar. Begitulah keadaan ini. Tapi yang lebih rumit adalah bagaimana awan mendung itu bisa masuk ke dalam kamarku. Mungkin karena fentilasi udara yang lebar sehingga membuat awan itu masuk dengan mudah. Tapi ini kamarku, bukan kamar orang sebelah. Kamar lain berisi burung berwarna-warni yang suaranya menghipnotis setiap jiwa. Entah bagaimana kamar itu begitu indah, mungkin fentilasi udaranya tertutup. 

Setelah kamarku mendung begitu lama, hujan lebat tidak kunjung turun. Aku cukup menyesali hal ini. Harapku segeralah hujan agar pelangi segera menampakkan indahnya. Tapi begitulah agaknya perlu sedikit kesabaran menunggu hal itu terjadi. Aku hanya bisa merebahkan tubuhku diatas kasur yang penuh dengan pasir. Melihat awan mendung bergeliat memenuhi seisi kamar. Setelah berpikir panjang akhirnya aku mempunyai ide untuk memanggil pawang hujan. Aku menelepon salah seorang temanku untuk membantu mencarikannya. 

Beberapa saat telah berlalu akhirnya pawang hujan menghubungiku. Ia berkata kalau awan mendung itu akan hilang jika aku tertidur. Kata-kata tersebut tidak masuk akal bagiku. Setelah itu pawang hujan mematikan telepon. Jangan bertanya mengapa pawang hujan itu tidak menemuiku secara langsung. Sebetulnya ini hanya pengalihan agar aku tidak dianggap orang lemah. Aku masih termenung apakah memang bisa awan mendung itu akan hilang jika aku tertidur. Tapi semakin aku memikirkannya, awan tersebut semakin tebal. 

Akhirnya aku menuruti perkataan si pawang hujan. Ditengah gemuruh langit-langit yang mendung disertai angin kencang. Aku coba melelapkan mata. Dengan perasaan gelisah aku mencoba untuk tidur. Butuh waktu kurang lebih setengah tahun untuk tubuh ini betul-betul tertidur.  Dan setelah waktu panjang itu berlalu akhirnya aku bisa tertidur pulas. Singkat cerita aku tertidur hanya semalam. Begitu pagi aku bangun awan mendung itu sudah tidak ada. Langit-langit kamarku begitu cerah. Ada banyak burung berkicauan dan pelangi warna-warni melintas di kamarku. Begitu lega rasanya hati ini. 

Namun kebahagiaanku hanya sesingkat tidurku. Begitu aku bangun dari tempat tidur dan keluar untuk menyapa mentari. Awan mendung itu tersenyum dan menyapaku. Nampaknya ia sudah lama menunggu diluar. Hilang sudah mentari pagiku tertutup olehnya. Ini benar-benar hari yang sial. Akhirnya aku memutuskan untuk melihat-lihat kamar sebelah. Ternyata awan mendung itu tidak hanya memenuhi angkasa luar. Tapi juga memenuhi kamar-kamar orang lain. Begitu melihat hal tersebut. Akhirnya aku mencoba memikirkan bagaimana awan mendung ini hilang dari semua kamar. Belum sampai sepuluh detik, terdengar suara halilintar dari dalam kamarku. Sial awan mendung itu kembali nangkring di langit-langit kamarku. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perempuan dan Perhiasan Terindah Dunia

Perempuan diciptakan oleh Allah SWT memiliki andil dalam dinamika kehidupan. Peran yang tidak bisa hilang dari seorang perempuan adalah sosok keibuan. Perempuan yang baik adalah yang bisa menjadi madrasatul ula bagi anak-anaknya. Artinya seorang ibu yang mendidik anaknya dengan cara yang baik, didukung dengan ketenangan, dan kesabaran. Akan menumbuhkan anak anak yang sholeh dan sholeha.  Perempuan tidak hanya dipandang sebatas fungsi biologis nya. Lebih jauh, akan melekat padanya cinta yang suci, kecantikan, kelembutan, dan keindahan yang menawan. Apabila seorang laki-laki hanya terpikat dengan wanita pada aspek wujud jasad semata, ia tidak akan mampu meningkatkan persepsinya kepada taraf yang lebih mulia.  Hubungan antara laki-laki dan perempuan adalah hubungan yang agung dan mulia. Seperti yang tertuang dalam firman Allah Q.S Ar-rum ayat 21 yang artinya; "Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untuk mu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cende...

Saat Kita Menjadi Mahasiswa Bimbingan Ibu Dr. Zulfatun Ni'mah, M.Hum

Senang sekali kita bertemu melalui tulisan ini. Menjadi seorang mahasiswa tidak akan lepas dengan tugas akhir atau skripsi. Saya adalah mahasiswa semester delapan yang sudah tentu tengah berkecimpung dalam proses pembuatan skripsi. Berbicara soal proses pembuatan skripsi tentu saya dan pembaca paham. Jika mengerjakan skripsi pasti memiliki dosen pembimbing.  Perkenalkan Ibu Dr. Zulfatun Ni'mah, M.Hum atau yang akrab dipanggil Bu Zulfa merupakan dosen pembimbing saya. Beliau adalah dosen mata kuliah sosiologi hukum, begitu lah saat saya pertama kali bertemu di kelas sebagai murid dan dosen. Bu Zulfa dikenal sebagai dosen yang perfeksionis dan tegas. Ada sebuah kejadian dimana ketika beliau tengah menjelaskan materi di kelas. Salah satu mahasiswa terlihat asyik memainkan handphone tanpa memperhatikan apa yang di sampaikan Bu Zulfa. Dengan tegas Bu Zulfa menegerus dan memperingati nya dengan keras, dan mengatakan untuk menaati peraturan dan kontrak belajar yang telah disepakati. Jika ...

Catatan Akhir Dari Skripsi

Oleh : Suyatno  Memasuki BAB V dalam penyusunan skripsi menjadi puncak kebahagiaan tersendiri bagiku. Sebelumnya, aku bergelut dengan data informan di BAB IV, bertemu dengan para dosen perempuan yang menjadi informan, serta melakukan observasi dan dokumentasi di kampus. Saat mulai mengkaji data dari BAB IV di BAB V, aku merasa senang karena membayangkan skripsiku akan segera selesai. Dalam BAB V ini, aku menulis temuan penelitian menggunakan perspektif gender. Sangat menyenangkan karena aku banyak belajar soal pengelolaan rumah tangga, mulai dari relasi suami-isteri, tugas dan pekerjaan rumah tangga, hingga pengasuhan anak pada keluarga perempuan karir. Setelah BAB V disetujui oleh dosen pembimbing, aku langsung "tancap gas" untuk menyelesaikan BAB VI, yakni kesimpulan dari skripsi. Tanpa harus merevisi terlalu banyak, skripsiku dinyatakan selesai oleh dosen pembimbing, dan aku diarahkan untuk segera melengkapi dokumen skripsi seperti surat persetujuan pembimbing,...