Langsung ke konten utama

Catatan Sore : Do'a yang Lebih Dahsyat dari 40 Ulama

Pada minggu, 4 September 2022 menjadi hari perpisahan seorang anak dan keluarganya. Perginya sang anak lantaran panggilan kuliah yang tengah ia tempuh di kampus UIN SATU Tulungagung. Perpisahan tersebut sempat diwarnai linang air mata sang Ibu yang akan berpisah dengan sang anak satu-satunya itu. 

Sudah beberapa kali, pulang dan pergi menyaksikan, mengantar dan menjemput ku ke Stasiun. Tapi memang sudah naluri seoarang Ibu terhadap anaknya yang sulung ini. Dalam perjalanannya menuju ke Kota Tulungagung, ia sempat berbincang dengan salah satu Bapak-bapak yang kebetulan duduk berhadapan di kursi penumpangnya. "Biasanya kalau anak tinggal satu, orang tua itu nggak mau jauh-jauh dari anaknya" , begitu tuturnya setelah bercerita lika liku keluarganya di Jakarta. Kata-kata itu membuat hatiku semakin berat meninggalkan kampung halaman. Tapi itu bukan menjadi hambatan untuk terus menjadi seorang musafir ilmu. 

Kekuatan perasaan seorang Ibu kepada anaknya mampu menembus ruang dan waktu. Ketika seorang Ibu telah mengangkat tangannya ke langit, tiada yang mampu menghalangi kedahsyatan do'anya itu. Dikatakan oleh beberapa ulama, doa dari seorang Ibu yang hatinya begitu tulus untuk anaknya, lebih dashyat dari karomah 40 ulama. Subhanallah, sungguh mulianya derajat seorang Ibu. 

Bersyukurlah bagi teman-teman yang masih memiliki orang tua terutama masih memiliki Ibu. Sayangilah dia, ciumlah tangannya dan dekaplah tubuhnya. Perhatian, doa, dan rasa khawatirnya kepada anak tidak akan ternilai oleh apapun. Do'a nya yang mampu menembus ruang dan waktu, juga dapat menembus pintu langit ke tujuh. Doa yang dibarengi dengan ketulusan hati akan selalu menolong dalam setiap aspek kehidupan seorang anak. Begitu pula denganku yang senantiasa berpamitan dan bercium tangan ketika ingin berangkat ke Stasiun. Nenek, Kakek, Guru, Tetangga dan tak lupa bapak selalu aku berpamitan dengan mereka. Perpisahan memang begitu berat dan dihindari bahkan tidak diinginkan oleh semua orang. Tapi agaknya perpisahan itu tidak mungkin ada kalau tidak ada yang namanya perjumpaan. 

Aku banyak belajar dari sebuah perpisahan. Ia senantiasa menasehati ku untuk terus semangat dalam menghadapi dinamika fluktuatif kehidupan ini. Perpisahan juga mengajarkan bahwa yang selamanya kita inginkan, tidak akan selalu bersama. Dan yang selalu bersama suatu saat akan meninggalkan kita. Ketika anak  terpisahkan dengan orang tua oleh jarak dan waktu. Maka doalah yang menjadi penyambung batin diantara keduanya. Dimanapun dan dalam keadaan apapun, kita tak boleh henti-hentinya mendoakan orang-orang tersayang yang berada disekeliling kita. 
Inilah Catatan Sore : Doa yang Lebih Dahsyat Dari 40 Ulama. 

Brebes, 4 September 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perempuan dan Perhiasan Terindah Dunia

Perempuan diciptakan oleh Allah SWT memiliki andil dalam dinamika kehidupan. Peran yang tidak bisa hilang dari seorang perempuan adalah sosok keibuan. Perempuan yang baik adalah yang bisa menjadi madrasatul ula bagi anak-anaknya. Artinya seorang ibu yang mendidik anaknya dengan cara yang baik, didukung dengan ketenangan, dan kesabaran. Akan menumbuhkan anak anak yang sholeh dan sholeha.  Perempuan tidak hanya dipandang sebatas fungsi biologis nya. Lebih jauh, akan melekat padanya cinta yang suci, kecantikan, kelembutan, dan keindahan yang menawan. Apabila seorang laki-laki hanya terpikat dengan wanita pada aspek wujud jasad semata, ia tidak akan mampu meningkatkan persepsinya kepada taraf yang lebih mulia.  Hubungan antara laki-laki dan perempuan adalah hubungan yang agung dan mulia. Seperti yang tertuang dalam firman Allah Q.S Ar-rum ayat 21 yang artinya; "Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untuk mu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cende...

Saat Kita Menjadi Mahasiswa Bimbingan Ibu Dr. Zulfatun Ni'mah, M.Hum

Senang sekali kita bertemu melalui tulisan ini. Menjadi seorang mahasiswa tidak akan lepas dengan tugas akhir atau skripsi. Saya adalah mahasiswa semester delapan yang sudah tentu tengah berkecimpung dalam proses pembuatan skripsi. Berbicara soal proses pembuatan skripsi tentu saya dan pembaca paham. Jika mengerjakan skripsi pasti memiliki dosen pembimbing.  Perkenalkan Ibu Dr. Zulfatun Ni'mah, M.Hum atau yang akrab dipanggil Bu Zulfa merupakan dosen pembimbing saya. Beliau adalah dosen mata kuliah sosiologi hukum, begitu lah saat saya pertama kali bertemu di kelas sebagai murid dan dosen. Bu Zulfa dikenal sebagai dosen yang perfeksionis dan tegas. Ada sebuah kejadian dimana ketika beliau tengah menjelaskan materi di kelas. Salah satu mahasiswa terlihat asyik memainkan handphone tanpa memperhatikan apa yang di sampaikan Bu Zulfa. Dengan tegas Bu Zulfa menegerus dan memperingati nya dengan keras, dan mengatakan untuk menaati peraturan dan kontrak belajar yang telah disepakati. Jika ...

Catatan Akhir Dari Skripsi

Oleh : Suyatno  Memasuki BAB V dalam penyusunan skripsi menjadi puncak kebahagiaan tersendiri bagiku. Sebelumnya, aku bergelut dengan data informan di BAB IV, bertemu dengan para dosen perempuan yang menjadi informan, serta melakukan observasi dan dokumentasi di kampus. Saat mulai mengkaji data dari BAB IV di BAB V, aku merasa senang karena membayangkan skripsiku akan segera selesai. Dalam BAB V ini, aku menulis temuan penelitian menggunakan perspektif gender. Sangat menyenangkan karena aku banyak belajar soal pengelolaan rumah tangga, mulai dari relasi suami-isteri, tugas dan pekerjaan rumah tangga, hingga pengasuhan anak pada keluarga perempuan karir. Setelah BAB V disetujui oleh dosen pembimbing, aku langsung "tancap gas" untuk menyelesaikan BAB VI, yakni kesimpulan dari skripsi. Tanpa harus merevisi terlalu banyak, skripsiku dinyatakan selesai oleh dosen pembimbing, dan aku diarahkan untuk segera melengkapi dokumen skripsi seperti surat persetujuan pembimbing,...