Mempunyai kehidupan yang bebas, nampaknya adalah mimpi sebagian orang. Istilah "bebas" memang kata yang bersifat kontekstual. Seseorang banyak membayangkan kata "bebas" saat disandingkan dengan kata "hidup" akan mengimplikasikan hal-hal yang cenderung negatif. Hidup bebas disini bukan berarti "bebas" yang sebebas-bebasnya. Melainkan "bebas" yang masih memperhatikan rambu-rambu normatif. Kata "bebas" dimaksudkan bukan sebagai wujud tindakan, tetapi bentuk pemikiran mencari ide, gagasan, atau, konsep.
Seorang penulis yang tengah mencari inspirasi, bersikeras dengan berbagai upaya untuk menemukan ide yang akan dituangkan dalam tulisannya. Yang perlu kita soroti adalah proses berfikir ini haruslah "bebas" agar otak menjadi hidup, menjalankan fungsi akal. Dengan adanya kebebasan berfikir maka penulis bisa dengan leluasa berabstraksi meraba segala bentuk gagasan yang ia temui. Kebebasan berpikir seorang penulis perlu dijadikan referensi bagi kita semua, agar apa yang Tuhan karuniai (akal) dapat senantiasa hidup dan berguna. Hidupnya akal ditandai dengan kemauan berpikir dan keinginan untuk mencari tahu. Oleh sebab itu, figur yang cocok untuk atau model poin paragraf ini adalah penulis, sebagai orang yang hidup “bebas” menggunakan akalnya.
Seorang penulis disebut meiliki kehidupan yang bebas, karena sebagian waktunya digunakan untuk bertanya dan berpikir. Sehingga dari sinilah kemudian melahirkan bermacam ide dan gagasan. Penulis hidup dalam alam imajinatif atau alam pikiran, dimana apapun yang dipikirkan tidak mengenal aturan dan larangan selama masih ada dalam kepalanya. Artinya kemampuan akal yang digunakan secara maksimal mampu untuk mewujudkan hidup yang "bebas". Bahkan ketika pemikirannya itu dirasa melanggar norma, maka penulis berusaha menganalogikan hal itu dengan sesuatu yang dianggap baik. Jadi kehidupan yang "bebas" itu ada di dalam imajinasi akal dan masih berbentuk sebuah ide.
Kebebasan
dalam alam pikiran ini disebut sebagai kebabasan mutlak. Karena ia masih mengendap
di dalam dimensi kognitif. Kebebasan itu akan tidak bebas saat ide yang
dihasilkan tersebut diwujudkan menjadi sikap dan perilaku. Maka respon lingkungan yang
akan muncul adalah bantahan, sanggahan, atau hukuman bila ide itu terlalu
radikal. Tapi yang menjadi poin penting ialah proses dari penemuan ide itu harus
dimiliki oleh seseorang, agar akalnya hidup dan melahirkan berbagai ide, gagasan
atau suatu konsep. Dengan demikian,hidup "bebas" seperti penulis ialah
mengupayakan fungsi akal untuk berpikir seluas-luasnya.
Komentar
Posting Komentar