Impian besar
seorang mahasiswa tentu adalah kelulusan. Namun untuk sampai ke sana, mahasiswa
harus mengikuti berbagai tahapan. Mulai dari seminar proposal (sempro), sidang,
yudisiun, baru kemudian wisuda. Berbicara soal sempro, sekarang tengah tren
perayaan sempro di kalangan mahasiswa.
Bisa mengikuti
wisuda adalah kebahagiaan yang luar biasa. Sehingga, setiap tahapannya kerap di
rayakan oleh mahasiswa. Misalnya saat memasuki tahap seminar proposal. Selepas menyelesaikan
ujian tersebut maka aka ada semacam perayaan.
Perayaan yang
kerap penulis lihat biasanya berbentuk kehadiran orang-orang terdekat yang
membawa bunga, makanan, buket dan berbagai jenisnya. Tujuannya untuk
menyampaikan bentuk kebahagian kepada teman seperjuangan. Kemudian setelah itu,
melakukan sesi foto di depan gedung kampus atau di depan gedung perpustakaan, sambil
membawa proposal yang berisi coretan dosen penguji dan menenteng hadiah.
Kendati demikian,
nyatanya tanggapan mahasiswa soal fenomena seremonial ini beragam. Ada yang
merasa senang, dan ada pula merasa kurang setuju. Penulis pernah bertanya kepada
salah seorang mahasiswa, kenapa ia kurang setuju dengan perayaan seminar
proposal. Lantas yang berusaha ia sampaikan adalah bahwa perayaan ini terlalu
cepat untuk level seminar proposal, bahkan terkesan berlebihan. Jika
dibandingkan dengan mereka yang wisuda, perayaanya biasa saja, malah lebih “wah”
perayaan sempro ketimbang wisuda.
Sebetulnya perayaan
sempro bertujuan untuk mengapresiasi pencapaian seseorang. Hadiah baik itu
buket atau roti hanyalah simbol untuk menyampaikan kebahagian kepada teman. Setidaknya
dengan perayaan sempro, semua orang bisa mengapresiasi dirinya sendiri.
Pada sisi
yang berbeda, beberapa mahasiswa merasa bahwa perayaan sempro tidak usah
berlebihan. Berlebihan dalam arti membawakan hadiah, buket, dan bunga dengan
jumlah banyak. Saking banyaknya, harus dibantu orang lain untuk membawanya. Mereka beralasan
hadiah tersebut kurang pas jika proposalnya hasil copy-paste, masih perlu
banyak revisi, dan substansi riset yang belum tentu bermanfaat dan baik secara
metodologi.
Tidak sampai disitu, ketahuilah bahwa perjalanan ke depan masih panjang. Masih banyak kemungkinan yang terjadi setelah sempro. Ini baru tahap awal, bukan sebuah kemenangan besar dan kemudian dipertontonkan melalui sosial media. Bahkan kemungkinan terburuk mahasiswa masih bisa terkena drop out.
Komentar
Posting Komentar