Langsung ke konten utama

Seminar Proposal dan Langgengnya Budaya Seremonial di Kalangan Mahasiswa

 

foto diambil sebelum kontestasi politik


Impian besar seorang mahasiswa tentu adalah kelulusan. Namun untuk sampai ke sana, mahasiswa harus mengikuti berbagai tahapan. Mulai dari seminar proposal (sempro), sidang, yudisiun, baru kemudian wisuda. Berbicara soal sempro, sekarang tengah tren perayaan sempro di kalangan mahasiswa.

 

Bisa mengikuti wisuda adalah kebahagiaan yang luar biasa. Sehingga, setiap tahapannya kerap di rayakan oleh mahasiswa. Misalnya saat memasuki tahap seminar proposal. Selepas menyelesaikan ujian tersebut maka aka ada semacam perayaan.

 

Perayaan yang kerap penulis lihat biasanya berbentuk kehadiran orang-orang terdekat yang membawa bunga, makanan, buket dan berbagai jenisnya. Tujuannya untuk menyampaikan bentuk kebahagian kepada teman seperjuangan. Kemudian setelah itu, melakukan sesi foto di depan gedung kampus atau di depan gedung perpustakaan, sambil membawa proposal yang berisi coretan dosen penguji dan menenteng hadiah.

 

Kendati demikian, nyatanya tanggapan mahasiswa soal fenomena seremonial ini beragam. Ada yang merasa senang, dan ada pula merasa kurang setuju. Penulis pernah bertanya kepada salah seorang mahasiswa, kenapa ia kurang setuju dengan perayaan seminar proposal. Lantas yang berusaha ia sampaikan adalah bahwa perayaan ini terlalu cepat untuk level seminar proposal, bahkan terkesan berlebihan. Jika dibandingkan dengan mereka yang wisuda, perayaanya biasa saja, malah lebih “wah” perayaan sempro ketimbang wisuda.

 

Sebetulnya perayaan sempro bertujuan untuk mengapresiasi pencapaian seseorang. Hadiah baik itu buket atau roti hanyalah simbol untuk menyampaikan kebahagian kepada teman. Setidaknya dengan perayaan sempro, semua orang bisa mengapresiasi dirinya sendiri.

 

Pada sisi yang berbeda, beberapa mahasiswa merasa bahwa perayaan sempro tidak usah berlebihan. Berlebihan dalam arti membawakan hadiah, buket, dan bunga dengan jumlah banyak. Saking banyaknya, harus dibantu orang lain untuk membawanya. Mereka beralasan hadiah tersebut kurang pas jika proposalnya hasil copy-paste, masih perlu banyak revisi, dan substansi riset yang belum tentu bermanfaat dan baik secara metodologi.

 

Tidak sampai disitu, ketahuilah bahwa perjalanan ke depan masih panjang. Masih banyak kemungkinan yang terjadi setelah sempro. Ini baru tahap awal, bukan sebuah kemenangan besar dan kemudian dipertontonkan melalui sosial media. Bahkan kemungkinan terburuk mahasiswa masih bisa terkena drop out.


Penulis pernah berbincang dengan mahasiswa semester sembilan, bahwa teman seperjuanganya kini lamaran (khitbah) dengan kekasihnya dan tidak melanjutkan studinya. Lalu beberapa kali penulis  menemukan mahasiswa skripsi mandeg tidak bisa mengerjakan tugas akhirnya itu dikarenakan sumber data yang sulit diakses. Artinya bahwa masih banyak tahap yang harus dilalui, jangan terburu-buru untuk senang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perempuan dan Perhiasan Terindah Dunia

Perempuan diciptakan oleh Allah SWT memiliki andil dalam dinamika kehidupan. Peran yang tidak bisa hilang dari seorang perempuan adalah sosok keibuan. Perempuan yang baik adalah yang bisa menjadi madrasatul ula bagi anak-anaknya. Artinya seorang ibu yang mendidik anaknya dengan cara yang baik, didukung dengan ketenangan, dan kesabaran. Akan menumbuhkan anak anak yang sholeh dan sholeha.  Perempuan tidak hanya dipandang sebatas fungsi biologis nya. Lebih jauh, akan melekat padanya cinta yang suci, kecantikan, kelembutan, dan keindahan yang menawan. Apabila seorang laki-laki hanya terpikat dengan wanita pada aspek wujud jasad semata, ia tidak akan mampu meningkatkan persepsinya kepada taraf yang lebih mulia.  Hubungan antara laki-laki dan perempuan adalah hubungan yang agung dan mulia. Seperti yang tertuang dalam firman Allah Q.S Ar-rum ayat 21 yang artinya; "Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untuk mu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cende...

Saat Kita Menjadi Mahasiswa Bimbingan Ibu Dr. Zulfatun Ni'mah, M.Hum

Senang sekali kita bertemu melalui tulisan ini. Menjadi seorang mahasiswa tidak akan lepas dengan tugas akhir atau skripsi. Saya adalah mahasiswa semester delapan yang sudah tentu tengah berkecimpung dalam proses pembuatan skripsi. Berbicara soal proses pembuatan skripsi tentu saya dan pembaca paham. Jika mengerjakan skripsi pasti memiliki dosen pembimbing.  Perkenalkan Ibu Dr. Zulfatun Ni'mah, M.Hum atau yang akrab dipanggil Bu Zulfa merupakan dosen pembimbing saya. Beliau adalah dosen mata kuliah sosiologi hukum, begitu lah saat saya pertama kali bertemu di kelas sebagai murid dan dosen. Bu Zulfa dikenal sebagai dosen yang perfeksionis dan tegas. Ada sebuah kejadian dimana ketika beliau tengah menjelaskan materi di kelas. Salah satu mahasiswa terlihat asyik memainkan handphone tanpa memperhatikan apa yang di sampaikan Bu Zulfa. Dengan tegas Bu Zulfa menegerus dan memperingati nya dengan keras, dan mengatakan untuk menaati peraturan dan kontrak belajar yang telah disepakati. Jika ...

Catatan Akhir Dari Skripsi

Oleh : Suyatno  Memasuki BAB V dalam penyusunan skripsi menjadi puncak kebahagiaan tersendiri bagiku. Sebelumnya, aku bergelut dengan data informan di BAB IV, bertemu dengan para dosen perempuan yang menjadi informan, serta melakukan observasi dan dokumentasi di kampus. Saat mulai mengkaji data dari BAB IV di BAB V, aku merasa senang karena membayangkan skripsiku akan segera selesai. Dalam BAB V ini, aku menulis temuan penelitian menggunakan perspektif gender. Sangat menyenangkan karena aku banyak belajar soal pengelolaan rumah tangga, mulai dari relasi suami-isteri, tugas dan pekerjaan rumah tangga, hingga pengasuhan anak pada keluarga perempuan karir. Setelah BAB V disetujui oleh dosen pembimbing, aku langsung "tancap gas" untuk menyelesaikan BAB VI, yakni kesimpulan dari skripsi. Tanpa harus merevisi terlalu banyak, skripsiku dinyatakan selesai oleh dosen pembimbing, dan aku diarahkan untuk segera melengkapi dokumen skripsi seperti surat persetujuan pembimbing,...