Langsung ke konten utama

Catatan Perjalanan ke Pantai Kebo(Pantai Viral) Kabupaten Trenggalek

Beberapa minggu lalu beranda instagram saya dipenuhi cuplikan video pendek yang menampilkan keindahan pantai yang menawan. Dalam video berdurasi 15 detik tersebut tampak hamparan rumput hijau yang cukup luas dan aliran sungai yang indah, bersinggungan langsung dengan bibir pantai yang bersih. Usut punya usut ternyata tempat tersebut berada di Kabupaten Trenggalek. Pantai Kebo begitu namanya dikenal, adalah sebuah pantai berpasir coklat yang dikelilingi bukit dan sungai yang bersih. Ombaknya yang besar menimbulkan suara gemuruh sampai terdengr hingga pintu masuk wisata. Pantai ini menampilkan pesona alam yang nyaman dan indah. Sebab disana kita disuguhkan oleh tepian sungai dan bukit-bukit yang menjulang tinggi sepanjang mata memandang. 

Setelah tiga minggu lalu saya mengunjungi tempat tersebut. Saya menyimpulkan satu hal, bahwa nama Pantai Kebo diambil karena disekitar kawasan itu banyak digunakan sebagai tempat Kerbau berendam (Kubangan lumpur). Kerbau yang ada merupakan milik dari penduduk setempat. Hal ini terkonfirmasi dari beberapa orang warga yang tengah angon dan menjaga kerbau peliharaannya. Pantai Kebo masih terbilang bersih setelah beberapa akhir-akhir ini viral di media sosial. Pantai Kebo adalah tempat dimana kita bisa melihat sungai dengan hamparan rumput hijan dan pantai yang gemuruh ombaknya merelaksasikan pikiran. 

Tampaknya jika saya hanya mendeskripsikan pantai Kebo melalui kata-kata, agaknya kurang dapat dinikmati. Oleh sebab itu, keindahan pantai kebo bisa teman-teman lihat pada gambar di bawah ini. 

Pantai Kebo memang begitu asri dan indah. Tapi perjalanan yang ditempuh untuk sampai di tempat tersebut begitu menguras waktu, tenaga, pikiran, dan menguji adrenalin. Kenapa dikatakan demikian? Saya ingin menyampaikan beberapa alasan mengapa perjalanan menuju pantai Kebo adalah perjalanan yang dapat mendekatkan kita kepada Tuhan.

Pertama, jarak yang cukup jauh. Ini sebetulnya opsional tergantung dari mana kita berangkat. Tapi tempat ini saya katakan jauh. Karena saya berangkat dari Kabupaten Tulungagung bersama teman-teman kelas HKIA pukul lima sore. Dan coba tebak saya sampai di Pantai Kebo jam berapa? Saya sampai di Pantai Kebo pukul sepuluh malam. Bayangkan perjalanan yang saya tempuh lebih kurang lima jam. Ini bukanlah perjalanan yang mudah, sebab perlu diketahui bahwa jalan menuju Pantai Kebo melalui rute Munjunganx jalannya naik-turun dan berkelok begitu tajam. Saya sarankan bagi kamu yang akan pergi ke sana, beristirahat lah di rest area yang telah disediakan. Gunakanlah kesempatan itu, agar perjalanan lebih nyaman dan aman. Sebab medan yang dilalui tidak bisa dianggap remeh. 

Kedua, jalan yang ekstrim. Trenggalek merupakan wilayah dataran tinggi, maka tidak heran jika perjalanan menuju pantai Kebo melewati jalan menurun, menanjak, dan berkelok. Hal ini yang saya alami, jalan dengan medan cukup terjal membuat motor mengalami kesulitan untuk menanjak. Untungnya pada saat itu tidak turun hujan. Ada sebuah momen dimana motor yang saya tunggangi mengalami mogok ketika melewati tikungan yang menanjak. Akibatnya mesin motor mati beberapa saat. Oleh sebab itu, memang perlu mengecek dan memeriksa kendaraan jika hendak berkunjung ke pantai Kebo. 

Ketiga, kerap terjadi rem blong. Motor yang kami gunakan semuanya berjenis metik. Motor dengan jenis pengereman cakram, apabila terus-menerus digunakan untuk mengerem tanjakan dan turunan. Akan menimbulkan panas pada cakram dan hal ini membuat sistem pengereman tidak bekerja. Hasilnya motor pun mengalami rem blong. Begitu halnya yang terjadi, ada tiga motor yang mengalami rem blong, termasuk motor yang saya tunggangi. Begitu beruntungnya saya pada waktu itu, kejadian rem blong tidak terjadi saat melewati turunan. Karena jika melewati turunan dengan keadaan rem yang tidak berfungsi, maka akan menimbulkan resiko yang fatal (kemungkinan buruk pindah alam) 

Dari cerita ini, saya mendapatkan beberapa poin penting ketika ingin berpergian jauh. Apalagi ke daerah yang medannya belum kita pahami. Pertama tentu mempersiapkan fisik, baik dari segi kesehatan, mental, dan daya tahan. Sebab dari yang pernah saya alami, lelah dan penatnya perjalanan akan berdampak pada konsetrasi ketika berkendara. Dan hal itu sangat membahayakan, usahakan jika dirasa badan susah mulai lelah menepi atau carilah test area untuk beristirahat sejenak. 

Kemudian yang tidak kalah penting adalah pengecekan kendaraan. Mulai dari mesin, tekanan angin ban, pengereman dan lain sebagainya. Dari perjalanan saya ke Pantai Kebo, nampaknya ada beberapa kendaraan yang kurang perawatan. Sehingga menyebabkan masalah ditengah perjalanan. Sebagai catatan, menjaga keselamatan dalam berkendara adalah faktor utama yang harus menjadi perhatian. Apalagi jika rute yang dilalui cukup ekstrim, maka hendaknya kesiapan pengendara dan kendaraan harus sama-sama diperhatikan. 

Pesan terakhir untuk kamu yang ingin pergi ke Pantai Kebo, pikirkanlah kembali kemampuan dan kesanggupan mu. Sebab perjalanannya tidak semudah yang kita bayangkan. Walaupun memang kontur jalannya sudah beraspal, jika tidak memperhatikan tiga poin yang saya sampaikan di atas. Bisa jadi anda akan mengalami kesulitan saat diperjalanan. Dan terakhir jangan lupa berdoa sebelum berangkat. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perempuan dan Perhiasan Terindah Dunia

Perempuan diciptakan oleh Allah SWT memiliki andil dalam dinamika kehidupan. Peran yang tidak bisa hilang dari seorang perempuan adalah sosok keibuan. Perempuan yang baik adalah yang bisa menjadi madrasatul ula bagi anak-anaknya. Artinya seorang ibu yang mendidik anaknya dengan cara yang baik, didukung dengan ketenangan, dan kesabaran. Akan menumbuhkan anak anak yang sholeh dan sholeha.  Perempuan tidak hanya dipandang sebatas fungsi biologis nya. Lebih jauh, akan melekat padanya cinta yang suci, kecantikan, kelembutan, dan keindahan yang menawan. Apabila seorang laki-laki hanya terpikat dengan wanita pada aspek wujud jasad semata, ia tidak akan mampu meningkatkan persepsinya kepada taraf yang lebih mulia.  Hubungan antara laki-laki dan perempuan adalah hubungan yang agung dan mulia. Seperti yang tertuang dalam firman Allah Q.S Ar-rum ayat 21 yang artinya; "Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untuk mu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cende...

Saat Kita Menjadi Mahasiswa Bimbingan Ibu Dr. Zulfatun Ni'mah, M.Hum

Senang sekali kita bertemu melalui tulisan ini. Menjadi seorang mahasiswa tidak akan lepas dengan tugas akhir atau skripsi. Saya adalah mahasiswa semester delapan yang sudah tentu tengah berkecimpung dalam proses pembuatan skripsi. Berbicara soal proses pembuatan skripsi tentu saya dan pembaca paham. Jika mengerjakan skripsi pasti memiliki dosen pembimbing.  Perkenalkan Ibu Dr. Zulfatun Ni'mah, M.Hum atau yang akrab dipanggil Bu Zulfa merupakan dosen pembimbing saya. Beliau adalah dosen mata kuliah sosiologi hukum, begitu lah saat saya pertama kali bertemu di kelas sebagai murid dan dosen. Bu Zulfa dikenal sebagai dosen yang perfeksionis dan tegas. Ada sebuah kejadian dimana ketika beliau tengah menjelaskan materi di kelas. Salah satu mahasiswa terlihat asyik memainkan handphone tanpa memperhatikan apa yang di sampaikan Bu Zulfa. Dengan tegas Bu Zulfa menegerus dan memperingati nya dengan keras, dan mengatakan untuk menaati peraturan dan kontrak belajar yang telah disepakati. Jika ...

Catatan Akhir Dari Skripsi

Oleh : Suyatno  Memasuki BAB V dalam penyusunan skripsi menjadi puncak kebahagiaan tersendiri bagiku. Sebelumnya, aku bergelut dengan data informan di BAB IV, bertemu dengan para dosen perempuan yang menjadi informan, serta melakukan observasi dan dokumentasi di kampus. Saat mulai mengkaji data dari BAB IV di BAB V, aku merasa senang karena membayangkan skripsiku akan segera selesai. Dalam BAB V ini, aku menulis temuan penelitian menggunakan perspektif gender. Sangat menyenangkan karena aku banyak belajar soal pengelolaan rumah tangga, mulai dari relasi suami-isteri, tugas dan pekerjaan rumah tangga, hingga pengasuhan anak pada keluarga perempuan karir. Setelah BAB V disetujui oleh dosen pembimbing, aku langsung "tancap gas" untuk menyelesaikan BAB VI, yakni kesimpulan dari skripsi. Tanpa harus merevisi terlalu banyak, skripsiku dinyatakan selesai oleh dosen pembimbing, dan aku diarahkan untuk segera melengkapi dokumen skripsi seperti surat persetujuan pembimbing,...