Langsung ke konten utama

POTRET PRODUK UNGGULAN UMK DESA WONOJOYO KECAMATANGURAH - KEDIRI

Desa Wonojoyo
Wonojoyo merupakan salah satu nama desa yang terletak di kecematan gurah kabupaten Kediri, desa Wonojoyo terdiri dari enam dusun diantaranya Dusun Ngrancangan, Krajan Lor, Krajan Kidul, Krajan Timur, Drangin, dan Kebonagung. Akses masuk desa Wonojoyo sangat mudah dan bisa dilalui oleh kendaraan roda dua ataupun roda empat. Jika teman teman pernah wira wiri ke simpang lima gumul atau Arc de Triompe nya Kediri kata generasi milenial, maka desa Wonojoyo berada di jalan arah Pare dari SGL (Simpang Lima Gumul). Letaknya yang cukup strategis karena dekat dengan icon kabupaten Kediri, membuat infrastruktur desa ini begitu maju. Jika kita berkunjung ke desa Wonojoyo, maka kita bisa melihat seluruh jalan desa sudah tertutup dengan aspal hitam. Masyarakatnya pun nampak banyak yang sudah sejahtera, berdasarkan pengamatan saya selama KKN mayoritas penduduk memiliki mobil dan rumah yang bisa dikatakan bagus. Ini mungkin karena sumber daya alam desa Wonojoyo yang melimpah dan dikelola dengan baik oleh masyarakat sehingga hasil bumi bisa dimanfaatkan secara maksimal.

Potensi Desa Wonojoyo
Pengolahan lahan di desa Wonojoyo mayoritas ditanami dengan komoditas jagung, tebu, dan singkong. Dari hasil bumi tersebut yang paling menonjol adalah olahan singkongnya, perlu kita ketahui bahwa desa Wonojoyo terkenal dengan industri tape singkongnya. Berbeda dengan kebanyakan tape pada umumnya,tape singkong di desa Wonojoyo memiliki ciri khas tapenya legi dan kadar air yang sedikit. Bukan hanya olahan tape singkong, di desa Wonojoyo juga banyak jenis olahan lainya seperti keripik telo, keripik pisang, jamur crispy, dan lain sebagainya. Lebih lanjut, potensi desa Wonojoyo tidak hanya sampai olahan makanan saja, dari beberapa info yang saya temukan, masyarakat desa Wonojoyo mempunyai kebiasaan beternak sapi. Ladang jagung yang membentang luas dan hasil panen yang melimpah membuka peluang besar untuk memelihara ternak sapi. Ini dikarenakan batang jagung yang sudah tidak dipakai bisa dijadikan untuk pakan ternak. Sehingga masyarakat tidak perlu repot mencari kesana kemari, memang mayoritas petani jagung pasti memelihara sapi di rumahnya. Informasi ini diperkuat dengan pengakuan Bapak Subakir selaku Kepala Dusun Ndrangin yang membenarkan hal tersebut.

Produk Unggulan dan Olahan Tape Berbicara soal desa Wonojoyo maka tidak akan terlepas dari olahan tapenya yang khas. Seperti yang telah disebutkan, bahwa tape singkong desa Wonojoyo memiliki ciri khas tersendiri. Mayoritas UMK (Usaha Mikro Kecil) di desa Wonojoyo adalah produsen tape singkong. Saking melimpahnya olahan singkong bahkan sampai menciptakan bermacam olahan yangenak dan inovatif. Misalnya dari yang biasanya singkong diolah menjadi tape, beberapa waktu lalu saya menemukan produk tape frozen, tape goreng, dan tape bakar. Selain jenis olahan tape yang semakin beraneka ragam, ternyata kulit singkong yang kebanyakan orang menganggap bahwa itu adalah limbah. Maka berbeda di mata Pak Joko, beliau merupakan ketua BPD dan ketua BUMDes kecamatan Gurah. Bersama dengan kelompoknya Pak Joko mengolah kulit singkong menjadi produk kulit singkong crispy dengan berbagai rasa mulai dari pedas, original, keju, lombok ijo, stroberi, dan durian. Selain itu dalam rancangan BUMDES Desa Wonojoyo terdapat empat jenis produk unggulan yaitu tape crispy, kulit singkong crispy, es tape singkong, dan frozen food singkong. Walaupun baru beberapa produk yang terealisasi, namun langkah yang di ambil Pak Joko patut kita dukung dan apresiasi untuk mengembangkan UMK lokal.

Arah Baru Produsen Tape
Tape Wonojoyo nampaknya sudah banyak diminati banyak orang, hal ini saya ketahui ketika berbincang dengan salah satu produsen tape yang produknya pernah tembus pasar internasional, beliau adalah Pak Ariyanto. Walapun usaha tapenya sekarang tengah mandek, tapi keuletan dan ketekunannya dalam bidang bisnis perlu kita teladani. Pak Yanto begitu sapaannya, pernah mengekspor tape Wonojoyo sampai ke hongkong. Brand tape Pak Yanto bernama juragan 87 yang menurut beliau nama tersebut bermakna “gila”. Saya berpikir nama tersebut dipilih karena branding juragan 87 berbeda dengan yang lain atau anti mainstream sehingga produknya unik dan mudah dikenal orang. Saya sempat berbincang dengan Pak Yanto setelah kegiatan sosialisasi sertifikasi halal di balai desa, dalam kesempatan itu Pak Yanto banyak menyampaikan banyak hal terkait produsen tape desa Wonojoyo. Slah satunya ialah pemasaran produk tape yang masih masif, para produsen tape desa Wonojoyo masih menjajakan tapenya di sekitar desa dan pasar tradisional, warung kecil, dan berjualan di rumah. Inilah yang kemudian membuat Pak Yanto begitu berambisi untuk mengenalkan tape Wonojoyo kepada masyarakat luas, dan akhirnya memang berhasil. Namun yang menjadi kendala disini hanya satu, bahwa masyarakat desa wonojo belum terbuka untuk membuat inovasi dan gerakan baru dalam bidang pemasaran.

Harapan Pemerintah Desa Wonojoyo Kabar ini rupanya sampai pada telinga pemerintah desa Wonojoyo, Pak Berto selaku Sekretaris Desa menyampaikan hal tersebut kepada saya. Dalam anjangsana ke pemerintah desa, Pak Kades (Kepala Desa) berharap dengan adanya kehadiran mahasiswa KKN di desa Wonojoyo bisa membantu pemasaran para produsen tape. Pesan ini disampaikan begitu serius oleh pemerintah desa, bukan hanya soal pemasaran tapi juga edukasi terkait sertifikasi halal perlu disampaikan. Merujuk pada dua poin ini kita bisa melihat walaupun desa Wonojoyo terkenal dengan sentra produksi tape tapi masih banyak pelaku usaha yang belum paham dengan strategi pemasaran dan administrasi produk. Pak Kades menambahkan dengan adanya kegiatan KKN yang mengangkat tema Penguatan Industri Halal diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan membantu produsen tape untuk terus mengembangkan produknya. Dengan demikian visi desa Wonojoyo untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera bisa tercapai maksimal.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perempuan dan Perhiasan Terindah Dunia

Perempuan diciptakan oleh Allah SWT memiliki andil dalam dinamika kehidupan. Peran yang tidak bisa hilang dari seorang perempuan adalah sosok keibuan. Perempuan yang baik adalah yang bisa menjadi madrasatul ula bagi anak-anaknya. Artinya seorang ibu yang mendidik anaknya dengan cara yang baik, didukung dengan ketenangan, dan kesabaran. Akan menumbuhkan anak anak yang sholeh dan sholeha.  Perempuan tidak hanya dipandang sebatas fungsi biologis nya. Lebih jauh, akan melekat padanya cinta yang suci, kecantikan, kelembutan, dan keindahan yang menawan. Apabila seorang laki-laki hanya terpikat dengan wanita pada aspek wujud jasad semata, ia tidak akan mampu meningkatkan persepsinya kepada taraf yang lebih mulia.  Hubungan antara laki-laki dan perempuan adalah hubungan yang agung dan mulia. Seperti yang tertuang dalam firman Allah Q.S Ar-rum ayat 21 yang artinya; "Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untuk mu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cende...

Saat Kita Menjadi Mahasiswa Bimbingan Ibu Dr. Zulfatun Ni'mah, M.Hum

Senang sekali kita bertemu melalui tulisan ini. Menjadi seorang mahasiswa tidak akan lepas dengan tugas akhir atau skripsi. Saya adalah mahasiswa semester delapan yang sudah tentu tengah berkecimpung dalam proses pembuatan skripsi. Berbicara soal proses pembuatan skripsi tentu saya dan pembaca paham. Jika mengerjakan skripsi pasti memiliki dosen pembimbing.  Perkenalkan Ibu Dr. Zulfatun Ni'mah, M.Hum atau yang akrab dipanggil Bu Zulfa merupakan dosen pembimbing saya. Beliau adalah dosen mata kuliah sosiologi hukum, begitu lah saat saya pertama kali bertemu di kelas sebagai murid dan dosen. Bu Zulfa dikenal sebagai dosen yang perfeksionis dan tegas. Ada sebuah kejadian dimana ketika beliau tengah menjelaskan materi di kelas. Salah satu mahasiswa terlihat asyik memainkan handphone tanpa memperhatikan apa yang di sampaikan Bu Zulfa. Dengan tegas Bu Zulfa menegerus dan memperingati nya dengan keras, dan mengatakan untuk menaati peraturan dan kontrak belajar yang telah disepakati. Jika ...

Catatan Akhir Dari Skripsi

Oleh : Suyatno  Memasuki BAB V dalam penyusunan skripsi menjadi puncak kebahagiaan tersendiri bagiku. Sebelumnya, aku bergelut dengan data informan di BAB IV, bertemu dengan para dosen perempuan yang menjadi informan, serta melakukan observasi dan dokumentasi di kampus. Saat mulai mengkaji data dari BAB IV di BAB V, aku merasa senang karena membayangkan skripsiku akan segera selesai. Dalam BAB V ini, aku menulis temuan penelitian menggunakan perspektif gender. Sangat menyenangkan karena aku banyak belajar soal pengelolaan rumah tangga, mulai dari relasi suami-isteri, tugas dan pekerjaan rumah tangga, hingga pengasuhan anak pada keluarga perempuan karir. Setelah BAB V disetujui oleh dosen pembimbing, aku langsung "tancap gas" untuk menyelesaikan BAB VI, yakni kesimpulan dari skripsi. Tanpa harus merevisi terlalu banyak, skripsiku dinyatakan selesai oleh dosen pembimbing, dan aku diarahkan untuk segera melengkapi dokumen skripsi seperti surat persetujuan pembimbing,...