Langsung ke konten utama

Budidaya Gurame dan Usia Senja

Pagi ini saya bertemu seorang paman yang ramah dan baik, ia bernama Pak Purwanto. Setiap pagi dan sore beliau datang ke posko KKN saya untuk memberi makan ikan Gurame yang berada tepat di belakang rumah. Ikan Gurame merupakan salah jenis ikan yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi. Ketika saya bertemu dengan Pak Purwanto, saya sempat berbincang dan banyak bertanya tentang budidaya Ikan satu ini. Sebelum membahas lebih jauh soal budidaya ikan, posko KKN saya terletak di Dusun Ngrancangan Desa Wonojoyo Kabupaten Kediri. Posko saya merupakan sebuah rumah milik Pak Joko yang sudah lama tidak ditempati. 

Saya memahami budidaya ikan gurame dari Pak Purwanto sebagai sebuah investasi sekaligus kegiatan usia senja yang menyehatkan jiwa. Dikatakan demikian karena ketika saya mengikuti kegiatan Pak Purwanto memberi makan ikan, jiwa saya merasa lebih tenang dan tentram. Suara riak air saat mulut ikan mengunyah pelet (pakan Ikan) dan suara kran air kolam. Seolah mengajak saya untuk menjeda rutinitas dan belajar menikmati hari. 

Ketika saya melihat Pak Purwanto, entah mengapa saya membayangkan hidup saya 30 tahun kedepan saat menginjak usia senja. Setiap pagi dan sore disibukkan dengan memberi makan ikan, bercengkrama dan berdiaolog dengan alam, serta menikmati hasil panen ikan yang melimpah. Imajinasi itu berlangsung cukup lama sampai akhirnya melahirkan keinginan untuk mempunyai budidaya ikan suatu hari nanti. 

Modal budidaya ikan gurame dan perawatannya tidak begitu mahal. Untuk mengisi dua kolam berukuran 4x4 meter, Pak Purwanto hanya perlu mengeluarkan modal Rp. 1.400.000 dengan total bibit sebanyak 700 ekor ikan Gurami. Kemudian biaya pakan sebesar Rp. 1.600.000 mulai dari awal sampai usia panen sekitar 9 bulan. Modal awal ini terhitung kecil jika melihat harga jual ikan gurami yang tembus sampai Rp. 55.000 per kilo. Jika saya kalkulasikan apabila dua ikan sama dengan satu kilo maka sekali panen Pak Purwanto mampu merauk omset hingga 20 juta rupiah, bukan uang yang sedikit. 

Lebih lanjut Pak Purwanto juga memberitahu saya ciri ciri ikan yang mengalami stres dan bagaimana menanganinya. Di awal sudah saya katakan kalau ikan gurame merupakan jenis ikan yang cukup mudah perawatannya. Ikan gurame yang stres dicirikan dari cara berenang dan perilakunya. Dimana ikan akan berenang dengan posisi badan yang miring dan tidak mau makan. Ikan gurame akan mengalami stres karena dua hal, pertama adaptasi dengan air baru dan kedua karena air kolam terkena paparan sinar matahari secara langsung. 

Saat kita akan mulai menuangkan bibit baru ke dalam kolam. Hendaknya air kolam tersebut diberi obat anti stres terlebih dahulu dan didiamkan selama satu minggu. Baru kemudian bibit ikan dimasukkan. Ini berguna supaya ketika nanti bibit ikan ditaruh ke kolam, ikan tidak langsung mengalami stres. Ikan juga bisa stres apabila air di dalam kolam terkena panas matahari langsung. Oleh sebab itu, biasanya kolam budidaya ikan gurame di atasnya dipasang jaring untuk meredam panas matahari. 

Bukan hanya itu, air hujan yang masuk ke dalam kolam juga harus segara dibuang. Dengan cara menguras kolam sampai air didalamnya berkurang setengahnya. Setelah itu diisi dengan air yang baru. Pak Purwanto juga mengatakan ikan gurame diberi makan dua kali sehari di waktu pagi dan sore. Pemberian makan ini harus tepat waktu, tidak boleh telat. Biasanya Pak Purwanto memberi makan ikan pada jam delapan pagi dan jam lima sore. Dari perbincangan ini, saya banyak mendapatkan pengetahuan baru. Saya menyebutkan pertemuan dengan Pak Purwanto merupakan rejeki nomplok. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perempuan dan Perhiasan Terindah Dunia

Perempuan diciptakan oleh Allah SWT memiliki andil dalam dinamika kehidupan. Peran yang tidak bisa hilang dari seorang perempuan adalah sosok keibuan. Perempuan yang baik adalah yang bisa menjadi madrasatul ula bagi anak-anaknya. Artinya seorang ibu yang mendidik anaknya dengan cara yang baik, didukung dengan ketenangan, dan kesabaran. Akan menumbuhkan anak anak yang sholeh dan sholeha.  Perempuan tidak hanya dipandang sebatas fungsi biologis nya. Lebih jauh, akan melekat padanya cinta yang suci, kecantikan, kelembutan, dan keindahan yang menawan. Apabila seorang laki-laki hanya terpikat dengan wanita pada aspek wujud jasad semata, ia tidak akan mampu meningkatkan persepsinya kepada taraf yang lebih mulia.  Hubungan antara laki-laki dan perempuan adalah hubungan yang agung dan mulia. Seperti yang tertuang dalam firman Allah Q.S Ar-rum ayat 21 yang artinya; "Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untuk mu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cende...

Saat Kita Menjadi Mahasiswa Bimbingan Ibu Dr. Zulfatun Ni'mah, M.Hum

Senang sekali kita bertemu melalui tulisan ini. Menjadi seorang mahasiswa tidak akan lepas dengan tugas akhir atau skripsi. Saya adalah mahasiswa semester delapan yang sudah tentu tengah berkecimpung dalam proses pembuatan skripsi. Berbicara soal proses pembuatan skripsi tentu saya dan pembaca paham. Jika mengerjakan skripsi pasti memiliki dosen pembimbing.  Perkenalkan Ibu Dr. Zulfatun Ni'mah, M.Hum atau yang akrab dipanggil Bu Zulfa merupakan dosen pembimbing saya. Beliau adalah dosen mata kuliah sosiologi hukum, begitu lah saat saya pertama kali bertemu di kelas sebagai murid dan dosen. Bu Zulfa dikenal sebagai dosen yang perfeksionis dan tegas. Ada sebuah kejadian dimana ketika beliau tengah menjelaskan materi di kelas. Salah satu mahasiswa terlihat asyik memainkan handphone tanpa memperhatikan apa yang di sampaikan Bu Zulfa. Dengan tegas Bu Zulfa menegerus dan memperingati nya dengan keras, dan mengatakan untuk menaati peraturan dan kontrak belajar yang telah disepakati. Jika ...

Catatan Akhir Dari Skripsi

Oleh : Suyatno  Memasuki BAB V dalam penyusunan skripsi menjadi puncak kebahagiaan tersendiri bagiku. Sebelumnya, aku bergelut dengan data informan di BAB IV, bertemu dengan para dosen perempuan yang menjadi informan, serta melakukan observasi dan dokumentasi di kampus. Saat mulai mengkaji data dari BAB IV di BAB V, aku merasa senang karena membayangkan skripsiku akan segera selesai. Dalam BAB V ini, aku menulis temuan penelitian menggunakan perspektif gender. Sangat menyenangkan karena aku banyak belajar soal pengelolaan rumah tangga, mulai dari relasi suami-isteri, tugas dan pekerjaan rumah tangga, hingga pengasuhan anak pada keluarga perempuan karir. Setelah BAB V disetujui oleh dosen pembimbing, aku langsung "tancap gas" untuk menyelesaikan BAB VI, yakni kesimpulan dari skripsi. Tanpa harus merevisi terlalu banyak, skripsiku dinyatakan selesai oleh dosen pembimbing, dan aku diarahkan untuk segera melengkapi dokumen skripsi seperti surat persetujuan pembimbing,...