Langsung ke konten utama

Memahami Self Love dari Kacamata Maqashid Al-syariah

"Ada rekomendasi buku self love ga?"

Begitu kata seorang teman membalas story WhatsApp saya. Kalimat tersebut sontak membuat saya kembali membuka file lama yang berisi banyak e-book. Kemudian saya kirimkan e-book berjudul "berani tidak disukai" dan "berani bahagia" karya Ichiro Kishimi & Fumitake. Namun pada tulisan kali ini saya bukan ingin membahas kedua buku tersebut. Tapi mengenai self love yang disampaikan oleh teman saya itu. Mungkin bagi kita generasi milenial mendengar instilah self love, self healing, quality time dan lainnya sudah tidak asing lagi. Ditambah istilah-istilah tersebut sudah menjadi barang umum dan kerap kita temui di media sosial. 

Kamu Harus Tahu Apa Itu Self Love
Self love atau dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai mencintai atau mengenali diri sendir adalah dimana kita berhak bahagia dan bangga atas apa yang kita pilih dan lakukan. Dengan mampu mencintai diri sendiri orang akan bisa menemukan kebahagiaan proporsional untuk dirinya. Namun jauh dari pada itu self love sebetulnya bagaimana melihat diri kita seluruhnya . Sehingga nampak kekurangan dan kelebihan yang kita miliki. Self love membantu mengembangkan diri seseorang untuk bisa lebih percaya diri, menerima, dan menghargai kekurangan atau kelebihan tersebut. Hingga kemudian akan mendapatkan kebahagiaan yang paripurna. Inilah roh dari self love

Saat Kamu Mulai Menerapkan Self Love
Saat seseorang sudah mengetahui kekurangan dan kelebihan pada dirinya. Maka dengan sendirinya ia akan menemukan kebahagiaan dan merasakan manfaat yang besar dalam kehidupannya. Self love mengajak seseorang untuk mampu percaya diri melihat kekurangan yang ada pada dirinya. Adapun manfaat ketika seseorang sudah menerapkan self love adalah sebagai berikut ; Pertama, memiliki kepuasan di dalam hidupnya. Maksud dari kepuasan di sini adalah mampu mengontrol diri tanpa adanya paksaan orang lain. Puas dengan bisa menerima kekurangan yang ada dalam diri ataupun perasaan yang ia alami seperti kebaikan, sedih, dan rasa kecewa sebagai proses pendewasaan. 

Kedua, dapat terhindar dari gangguan mental. Seseorang akan cenderung merasa depresi, stress, cemas bahkan sampai kehilangan nafsu makan hanya karena tidak bisa menghargai dirinya sendiri. Ketika melihat orang lain yang lebih kompetitif darinya. Ia akan merasa terpukul, marah, kecewa hingga berpikir negatif dan akhirnya stress berkepanjangan. Self love membantu seseorang untuk menghindari hal tersebut. Dan ketiga, mengalami gaya hidup sehat. Selama melewati proses mencintai diri sendiri. Kita akan selalu memanjakan diri dengan memenuhi kebutuhan jasmani seperti makan makanan yang sehat, minum air yang cukup, tidur yang cukup dan berolahraga. Serta kebutuhan rohani dengan bersyukur, menghabiskan waktu sendirian, melatih kesadaran, memaafkan, dan bangga dengan kepercayaan diri. Mungkin tanpa kita sadari itu, self love menghantarkan seseorang pada gaya hidup sehat lahir-batin.

Apa itu Maqashid Al-syari'ah
Ada beberapa orang yang sudah mengenal maqashid al-syari'ah dan ada pula orang yang baru mengenal maqashid al-syari'ah. Maka dari itu saya mencoba mengenalkan kepada teman-teman yang belum tahu dan untuk mengingatkan kembali bagi teman-teman yang sudah tahu. Maqashid al-syari'ah atau tujuan hukum islam berisi tentang tujuan hukum Allah yang harus dipedomani manusia untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Adapun konsep dari maqashid al-syari'ah bahwasanya maqashid al-syari'ah harus mewujudkan kebaikan atau menarik manfaat dan menghindari kemudharatan. Atau dengan kata lain istilah yang sepadan dengan inti maqashid al-syari'ah adalah maslahat atau kemashlahatan. Secara garis besar, para ulama memberikan sebuah gambaran lima pokok kemashlahatan yaitu : menjaga agama, menjaga, menjaga jiwa, menjaga akal, menjaga keturunan dan menjaga harta. 

Self Love dalam Kacamata Maqashid Al-syari'ah
Seperti yang sejak awal saya jelaskan bahwa self love membantu kita untuk mencapai ketenangan dalam diri atau jiwa. Dengan mencintai dirinya sendiri seseorang akan menemukan kebahagiaan yang luar biasa. Tanpa membanding-bandingkan dengan pencapaian atau kebahagiaan versi orang lain. Atau ia menemukan kebahagiaan menurut dirinya sendiri. Kemudian self love menjaga seseorang dari yang namanya gangguan mental seperti stress, depresi dan semacamnya. Konsep inilah yang menurut saya sesuai dengan salah satu dari lima pokok kemashlahatan yaitu menjaga jiwa. Menjaga jiwa artinya menolak terjadinya hal-hal buruk dan memastikannya (jiwa) agar tetap hidup. 

Sering kita temui media masa kasus-kasus bunuh diri kerap dipicu karena depresi atau stress berkepanjangan. Keadaan tersebut membuat seseorang buntu dalam berpikir dan memilih bunuh diri sebagai jalan keluar atas masalah yang tengah dihadapi. Namun lain ceritanya apabila seseorang tersebut mencintai dirinya sendiri. Ia akan berpikir ulang untuk melakukan tindakan buruk itu. Sehingga self love bisa membuat mental seseorang menjadi sehat. Wilayah inilah yang saya kira masuk pada konsep menjaga jiwa dari maqashid al-syari'ah. Lalu apa sih kesehatan mental menurut islam? Kesehatan mental adalah kondisi dimana keadaan batin yang senantiasa berada dalam kondisi tenang, aman, tentram, dan selalu berupaya untuk menemukan kedamaian. Kondisi semacam ini bisa juga kita temui saat orang bisa mencintai dirinya sendiri (self love).

Bersyukur untuk Menjaga Kesehatan Mental
Di dunia ini tidak ada manusia yang terlepas dari permasalahan hidup. Hal inilah yang kemudian perlu kita sadari bahwa kita tidak sendiri. Dan masih banyak di luar sana yang sama seperti kita. Bahkan masalah hidupnya lebih berat dari apa yang kita hadapi atau rasakan. Saya pernah mendengar ceramah yang menyatakan bahwa puncak kebahagiaan seseorang adalah ketika ia mampu mensyukuri apa yang telah ia miliki. Apapun bentuknya semua patut kita syukuri sebagai pemberian Allah kepada kita. Tidak ada yang sia-sia dari apa yang Allah berikan. Hanya saja kita tidak mengetahui berkah apa yang kita miliki sebab tertutup oleh ego kita semata. Kita perlu optimis bahwa segala masalah yang dihadapi merupakan proses pendewasaan untuk menuju ke arah yang lebih baik. Ada hujan pasti ada pelangi setelahnya. Kalau katanya R.A Kartini habis gelap terbitlah terang. Kita juga mesti paham bahwa Allah tidak akan memberi ujian di luar batas kemampuan hambanya. Selain itu, masih banyak hal di dunia ini yang harus kita syukuri seperti memiliki sahabat, keluarga, dan pekerjaan. Tidak semua orang bisa mempunyai kebahagiaan tersebut. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perempuan dan Perhiasan Terindah Dunia

Perempuan diciptakan oleh Allah SWT memiliki andil dalam dinamika kehidupan. Peran yang tidak bisa hilang dari seorang perempuan adalah sosok keibuan. Perempuan yang baik adalah yang bisa menjadi madrasatul ula bagi anak-anaknya. Artinya seorang ibu yang mendidik anaknya dengan cara yang baik, didukung dengan ketenangan, dan kesabaran. Akan menumbuhkan anak anak yang sholeh dan sholeha.  Perempuan tidak hanya dipandang sebatas fungsi biologis nya. Lebih jauh, akan melekat padanya cinta yang suci, kecantikan, kelembutan, dan keindahan yang menawan. Apabila seorang laki-laki hanya terpikat dengan wanita pada aspek wujud jasad semata, ia tidak akan mampu meningkatkan persepsinya kepada taraf yang lebih mulia.  Hubungan antara laki-laki dan perempuan adalah hubungan yang agung dan mulia. Seperti yang tertuang dalam firman Allah Q.S Ar-rum ayat 21 yang artinya; "Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untuk mu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cende...

Saat Kita Menjadi Mahasiswa Bimbingan Ibu Dr. Zulfatun Ni'mah, M.Hum

Senang sekali kita bertemu melalui tulisan ini. Menjadi seorang mahasiswa tidak akan lepas dengan tugas akhir atau skripsi. Saya adalah mahasiswa semester delapan yang sudah tentu tengah berkecimpung dalam proses pembuatan skripsi. Berbicara soal proses pembuatan skripsi tentu saya dan pembaca paham. Jika mengerjakan skripsi pasti memiliki dosen pembimbing.  Perkenalkan Ibu Dr. Zulfatun Ni'mah, M.Hum atau yang akrab dipanggil Bu Zulfa merupakan dosen pembimbing saya. Beliau adalah dosen mata kuliah sosiologi hukum, begitu lah saat saya pertama kali bertemu di kelas sebagai murid dan dosen. Bu Zulfa dikenal sebagai dosen yang perfeksionis dan tegas. Ada sebuah kejadian dimana ketika beliau tengah menjelaskan materi di kelas. Salah satu mahasiswa terlihat asyik memainkan handphone tanpa memperhatikan apa yang di sampaikan Bu Zulfa. Dengan tegas Bu Zulfa menegerus dan memperingati nya dengan keras, dan mengatakan untuk menaati peraturan dan kontrak belajar yang telah disepakati. Jika ...

Catatan Akhir Dari Skripsi

Oleh : Suyatno  Memasuki BAB V dalam penyusunan skripsi menjadi puncak kebahagiaan tersendiri bagiku. Sebelumnya, aku bergelut dengan data informan di BAB IV, bertemu dengan para dosen perempuan yang menjadi informan, serta melakukan observasi dan dokumentasi di kampus. Saat mulai mengkaji data dari BAB IV di BAB V, aku merasa senang karena membayangkan skripsiku akan segera selesai. Dalam BAB V ini, aku menulis temuan penelitian menggunakan perspektif gender. Sangat menyenangkan karena aku banyak belajar soal pengelolaan rumah tangga, mulai dari relasi suami-isteri, tugas dan pekerjaan rumah tangga, hingga pengasuhan anak pada keluarga perempuan karir. Setelah BAB V disetujui oleh dosen pembimbing, aku langsung "tancap gas" untuk menyelesaikan BAB VI, yakni kesimpulan dari skripsi. Tanpa harus merevisi terlalu banyak, skripsiku dinyatakan selesai oleh dosen pembimbing, dan aku diarahkan untuk segera melengkapi dokumen skripsi seperti surat persetujuan pembimbing,...