Media Sosial Sebagai Sarana Dakwah Ko mporer .
Media sosial merupakan salah satu dari wujud nyata perkembangan teknologi digital
b、う ,。。っmv seluruh kegiatan masyarfvakat tidak terlepas dari media so ظ sial. Media sosial yang sedang
digandrung i khalayak ramai adalah instagram. Instagram menjadi salah satu pl atform media sosial terbesar di dunia. Mennurut Data We Are Social, pengguna akt cif bulanan (Monthly Active User /
MAU) ins زى tagram di seluruh dunia mencapai 1,45 miliar orang pada april 2022. Sementara Indonesia memiliki 99,9 juta pengguna aktif bulanan instagram pada 2022. Jumlah tersebut merupakan yang terbesar keempat di dunia. Berdasarkan usianya, 31,6 % pengguna instagram di dunia merupakan kelompok umur 25-34 tahun. Sebanyak 30,1 % pengguna instagram berusia 18-24 tahun. Di sisi lain pengguna instagram berusia 65 keatas hanya 2,1 %. Di atasnya ada pengguna rentang usia 55-64 tahun dengan presentase 3,7% (https://dataindonesia.id). Dari data tersebut menunjukan pengguna instagram di dominasi oleh individu berusia 18 sampai 34 tahun. Kemajuan teknologi
digital dan media sosial semakin banyak menimbulkan implikasi di masyarakat khsusunya pada usia muda. Dampak positif yang ditimbulkan diantaranya kemudahan mencari informasi, bergabung
dengan komunitas, serta melakukan aktualisasi diri melalui media sosial. Namun hal ini tidak luput dari dampak negatifnya seperti merebaknya berita bohong (hoax), pornografi, cyber bullying, ujaran kebencian dan lain sebagainya.
Aspek keagamaan juga mengalami dampak kemajuan teknologi dan media sosial. Dengan munculnya internet dan media sosial, referensi ilmu keagamaan menempatkan internet sebagai sumber rujukan. Perkembangan literatur keislaman online pada hari ini semakin banyak. Literatur online yaitu seluruh pengetahuan keagamaan yang tersedia secara online baik melalui website, mesin pencari google dan media sosial seperti instagram. Perkembangan teknologi dan media sosial turut mepengaruhi kegiatan dakwah yang sebelumnya dilakukan secara konvensional, kini berubah ke
arah digital. Dakwah sebagai bentuk penawaran ajaran spiritual muncul dalam bentuk yang beranekaragam. Keanekaragaman kegiatan dakwah didorong adanya unsur lain yaitu media dakwah. Dalam disiplin ilmu komunikasi, media dipahami sebagai saluran yang dipakai oleh para pelaku dakwah untuk mengantarkan pesan kepada masyarakat. Dalam kehidupan masyarakat global,
aktivitas dakwah semacam ini dapat kita temui pada ruang virtual. Sehingga kemudian aksesseseorang mendapatkan informas religius atau dakwah semakin mudah, apalagi orang tersebut
memiliki akses ke internet.
Pada era digital sekarang ini dakwah dan teknologi adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Kecanggihan teknologi dan informasi dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan dakwah sampai
kepada masyarakat. Optimalisasi dakwah dapat dilakukan melalui media sosial agar dapat diterima lebih luas dan cepat. Hal ini dapat meningkatkan efektifitasnya baik dari sisi waktu, biaya maupun proses (Mohammad Habibi, 2018). Jika berpijak pada dakwah kontemporer, maka harus dilakukan dengan teknologi modern yang sedang berkembang. Dakwah kontemporer adalah dakwah yang
menggunakan fasilitas teknologi modern dengan tiga indikator yaitu da’i yang kontemporer, materi dakwah yang kontemporer dan da’i menggunakan media yang kontemporer. Saat ini isu isu
kontemporer juga mulai merambah kehidupan manusia. Pengaruh kehidupan modern mendorong umat islam menjadi bagian dari arus perubahan itu. Tidak hanya orang tua tetapi juga remaja dan
anak-anak (Fahrurrozi, 2017). Pada wilayah inilah reel instagram berperan sebagai platform dakwah
santri milenial.
Instagram dan Fitur Didalamnya
Instagram merupakan salah satu aplikasi media sosial yang memilliki pengguna sangat tinggi. Menurut Bambang, instagram adalah sebuah aplikasi dari smarhphone yang khusus untuk media
sosial yang merupakan salah satu dari media digital yang mempunyai fungsi hampir sama dengan twitter, namun perbedaanya terletak pada pengambilan foto dalam bentuk atau tempat untuk berbagi informasi terhadap penggunanya (Bambang Dwi Atmoko, 2012). Pada aplikasi instagram memungkinkan pengguna menguggah foto dan video dalam feed yang dapat dikreasikan dengan filter yang telah disediakan. Unggahan dapat dibagikan ke publik atau pengikut yang telah disetujui sebelumnya. Bukan hanya itu pengguna juga dapat menjelajahi konten orang lain menggunakan tag atau mesin pencarian yang terdapat di instagram. Pengguna juga dapat menyukai foto dan mengikuti
penguna lain untuk menambahkan konten mereka dan masuk ke beranda. Untuk lebih jelasnya berikut ini adalah beberapa fitur-fitur yang dimiliki instragram :
1. Live room
Pada mulanya Live hanya bisa dilakukan oleh dua pengguna. Namun saat ini instagram telah memunculkan Live Room yang dapat dilakukan maksimal empat pengguna.
2. Profesional dashboard
Sejak awal tahun 2021 instagram meluncurkan fitur Badges yang tersedia untuk akun bisnis dan kreator. Di indonesia sendiri fitur Profesional Dashboard memiliki fitur “Food Orders”,
“Branded Content Tools”, dan “Set Up Instagram Shopping” (Soffyan Ranti, 2021).
3.Reels
Reels adalah video menarik dan imersif yang dapat mengekspresikan kisah seseorang secara kreatif, edukatif dan mudah ditemukan oleh orang yang menyukainya. Reels juga dapat ditemukan oleh orang yang tidak mengikuti anda , di Tab Reels, di Beranda, dan di Jelajahi.
Maka dengan beberapa keunggulan tersebut, video yang di uploud melalui Reels akan mudah dilihat oleh orang lain atau menerima pesan yang terkandung dalam video tersebut. Belakangan ini tengah tren video berdurasi pendek yang senantiasa menjadi tontonan dikala
seseorang membuka sosial media. Sehingga hal ini memudahkan nilai-nilai keagamaan tersampaikan lebih luas dan mudah ditemukan (https://business.instagram.com).
Media dan Peluang Dakwah Santri Milenial
Santri merupakan sebutan bagi murid yang mengikuti pendidikan di Pondok Pesantren. Pesantren sebagai tempat menuntut ilmu para santri memiliki cara-cara unik dalam menginterpretasi, mendiskusikan, dan memahami sebuah teks. Salah satunya dengan cara Batshul Masail, cara ini mengharuskan santri mampu mengembangkan dalam memahami teks-teks keagamaan. Sementara itu generasi milenial adalah generasi yang lahir pada tahun 1981-2000. Generasi ini banyak dipengaruhi oleh munculnya smartphone, internet dan jejaring sosial media. Maka dapat dikatakan generasi milenial ini adalah generasi yang melek teknologi. Studi yang dilakukan oleh Pusat Kajian Agama dan Budaya (CSRC) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menunjukkan bahwa muslim milenial menganggap dakwah atau kajian di masjid tidak lagi relevan dengan persoalan mereka. Dakwah di masjid dianggap tidak menarik minat muslim milenial, karena
cenderung konvensional, topik yang diangkat dan cara membahasnya membosankan, dan tidak menyentuh kebutuhan milenial. Kini, makin banyak muslim milenial menyukai kajian agama online, karena tema ceramah yang diangkat tidak terlalu berat dan mudah dipahami, serta kontekstual untuk memahami dahaga dan semangat kaum muda. Mereka juga mendapat jawaban yang lebih mengena atas persoalan hidup mereka di media daring (online). Selain itu lebih praktis dan efesien serta bisa diikuti kapan saja dan di mana saja (www.uinjkt.ac.id). Maka dengan penguasaan teknologi santri yang merupakan generasi milenial dapat mengambil peluang yang sangat strategis dalam dakwah islamiyah yang ramah, toleran dan damai.
Secara umum media dakwah ada dua jenis. Pertama, media tradisional yaitu berdakwah tanpa menggunakan teknologi komunikasi. Media tradisional bisa berupa pertunjukan wayang yang dipertontonkan secara langsung ke publik dan bersifat komunikatif. Kedua, media modern yaitu
dengan menggunakan teknologi komikasi seperti televisi, radio dan saat ini berkembang menjadi dakwah digital melalui internet (Youtube dan media sosial lainya). Ada perbedaan antara kedua jenis
dakwah tersebut. Perbedaanya terletak pada keahlian da’i, untuk dakwah konvensional hanya diperlukan pengetahuan agama. Tetapi pada dakwah digital bukan hanya sebatas pengetahuan agama namun juga perlu menguasai teknologi informasi (Fathul Wahid, 2004). Jadi da’i dalam konteks dakwah digital bukan hanya orang yang paham tentang ilmu agama, akan tetapi orang yang membantu menyampaikan atau memiliki kemampuan teknologi dan informasi yang terbilang da’i.
Fenomena dakwah digital mulai berkembang di Indonesia sejak tahun 1994. Pada saat itu berbarengan dengan dibukanya indonet sebagai Internet Service Provider di Jakarta. Setelah itu
penggunaan internet sebagai medium dakwah di instagram, facebook, twitter dan lainya semakin berkembang. Media tersebut dapat menyiarkan secara langsung aktivitas yang dilakukan seseorang dan memudahkan masyarakat berinteraksi dan memberikan feedback terhadap pesan yang diterima (Ahmad Zaini, 2013). Kelebihan media sosial sebagai media dakwah diantaranya : pertama, mampu menembus batas ruang dan waktu dalam sekejap serta biaya dan energi yang dikeluarkan relatif terjangkau. Kedua, penggunaan media sosial setiap tahunya meningkat drastis, ini berarti berpengaruh pada jumlah penyerap visi dakwah. Ketiga, para pakar dan ulama berada dibalik media dakwah melalui media sosial lebih konsisten dalam menyikapi setiap wacana dan menuntut status hukum syar’i. Keempat, dakwah melaui media sosial telah menjadi pilihan masyarakat karena bebas memilih materi dakwah yang diinginkan. Kelima, cara penyampain yang variatif membuat dakwah melalui media sosial mampu menjangkau segmen yang luas (Ma’arif Bambang Saiful, 2010).
Reel Instagram Sebagai Media Dakwah Santri Milenial
Hakekat dakwah adalah mempengaruhi dan mengajak seseorang untuk mengikuti ideologi orang yang mengajak. Untuk mencapai tujuan dakwah maka da’i harus mengorganisir unsur-unsur dakwah secara efektif dan efisien, salah satunya yakni media dakwah. Terkait media, saat ini media sosial menjadi media yang paling efektif. Mengingat jangkauannya yang luas serta mampu menembus ruang dan waktu. Instagram adalah salah satu media sosial yang memiliki banyak pengguna. Didalam instagram ada yang namanya fitur Reels yang mana seseorang dapat
mengunggah foto atau video sampai durasi sembilan puluh detik. Walapun begitu singkat tetapi jangan salah, saat ini kebanyakan orang ketika membuka media sosial akan banyak menghabiskan waktunya menonton video Reels. Dari pandangan penulis video singkat, padat dan jelas akan lebih mudah dipahami termasuk didalamnya video dakwah. Selain itu fitur remix dan balasan komentar yang terdapat di Reels membantu seseorang berinteraksi dengan pengguna baru maupun pengguna
lama. Hal ini sangat membantu dalam penyebaran dakwah islam. Orang-orang mengakses Reels untuk turut meramaikan tren budaya, berkolaborasi dengan komunitas, dan menemukan ide-ide baru.
Dengan fitur kreatif seperti efek, musik dan stiker akan membuat konten dakwah lebih menarik dan menginspirasi banyak orang (https://business.instagram.com). Algoritma Reels pada tahun 2022
lebih mengutamakan akun-akun yang sering terlibat dan berinteraksi dengan akun kita. Jika Menyebarkan dakwah menggunkana media sosial adalah langkah yang tepat. Budaya dan membaca di internet semakin marak dan minat umat islam untuk belajar belajar agama melalui
internet juga meningkat. Media sosial menawarkan prinsip praktis dan efisien karena bisa diakses kapan saja dan dimana saja. Kemudian media sosial juga dapat menembus ruang dan waktu
sehingga dapat menjangkau masa lebih luas. Cukup dengan smartphone seseorang dapat melihat pengajian yang diinginkan. Generasi milenial yang telah akrab dengan media sosial akan banyak
menerima informasi online sebagai salah satu media pembelajaran termasuk ajaran agama. Instagram sebagai media sosial memiliki banyak kelebihan diantaranya menembus ruang dan waktu dengan tenaga dan biaya yang relatif terjangkau. Pengguna internet tiap tahunnya meningkat drastis. Para pakar dan ulama yang berada dibalik media dakwah internet bisa berkonsentrasi dalam menyikapi setiap wacana dan peristiwa yang menuntuk hukum status syar’i Dakwa melalui internet telah menjadi pilihan masyarakat. Dan perlu digaris bawahi bahwa penyampaian yang variatif telah
membuat dakwah islam melalui media sosial bisa menjangkau segmen yang lebih luas.
Dok. Essay Competition PWIPNUJAWATIMUR.
Tulungagung, 26 Oktober 2022
Komentar
Posting Komentar