Langsung ke konten utama

Hompimpa

H o m p i m p a
Masa kecil begitu mengasyikkan. Ada banyak kenangan yang selalu bisa merayu kita untuk kembali mengingat masa-masa itu. Saya di sini mengajak teman-teman untuk mengingat kembali masa dimana anak-anak bermain petak umpet, glatikan, lompat karet, kelereng, dan banyak lagi. Untuk sekedar bernostalgia zaman dimana handphone belum terlalu populer. Saya yakin teman-teman semua pasti pernah bermain permainan tersebut. Barangkali disini juga ada yang pernah menjadi atlet dari permainan tradisional itu. Atau malah menjadi korban kejahilan temannya waktu kecil. Ayo kita mengulang masa itu hehe. 

Berbicara mengenai masa kecil maka mayoritas kita setuju bahwa masa kecil tanpa gadget merupakan masa terindah yang pernah dialami seseorang. Semuanya saling berinteraksi secara langsung tanpa ada satupun yang berkumpul di pojokan sambil ngecas dan bermain handphone. Atau berembuk dan melihat handphone baru salah satu temannya. Yang menjadi pemandangan lucu adalah ketika salah satu orang marah karena tidak kebagian tempat untuk bisa menatap layar handphone. Belum lagi bertemu dengan pemilik handphone yang pelit. Untuk sekedar melihat saja tidak diperbolehkan. Tetapi anehnya handphone miliknya itu selalu dibawa ketika bermain. Bagi kamu yang sekarang berusia 19 tahun ke atas pasti pernah merindukan masa-masa itu. 

Apa yang paling berkesan dari masa kecil? Bermain bola sampai magrib, bermain petak umpet kemudian malah pulang dan bersembunyi di rumah, bermain lompat tali, atau barangkali rindu dimandikan oleh orang tuanya hehe. Kamu sekarang yang sudah beranjak dewasa yang konon katanya sudah waktunya mencari jati diri. Pasti merindukan kejadian itu yang kini hanya bisa melihat foto atau video dokumenter masa-masa tersebut tersebar di internet. Masa kecil juga akan selalu terikat dengan orang-orang yang selalu di sekeliling kita. Teman yang menjengkelkan, lucu, cengeng, pemberani jika orang-orang tersebut masih ada di samping kita hari ini. Jagalah selalu silaturahmi diantara mereka. Sebab mereka merupakan rejeki terindah yang diberikan Tuhan kepada kita. Percayalah. 

Sebelum negara Api menyerang anak-anak bermain dengan penuh sukacita tanpa membawa setan gepeng yang disebut handphone. Senyuman dan gelak tawa mereka membekas dan begitu berarti sampai hari ini, benarkan?. Dengan hidung yang ingusan, menyimpan uang dan mengikatnya dengan karet di baju, apa lagi? Ayo bantu saya menyebutkan. Saya yakin kalian semua punya kebiasaan masa kecil yang unik. Jangan sampai saya mencari tahunnya di mbah Google. Tidak perlu malu menyebutkannya, toh kita semua pernah mengalami hal serupa. Semua itu menjadi kenangan yang tersimpan di memori yang tidak akan terformat oleh waktu sampai kapanpun. 

Kita melihat dengan jelas anak-anak zaman sekarang berbeda jauh dengan anak-anak zaman kita dulu. Menurut kalian apa yang membuatnya berbeda? Yap betul, kehadiran setan gepeng (handphone/ponsel pintar). Anak-anak sekarang mulai tahun 2019 (menurut pengamatan saya yah) kemana-mana selalu membawa handphone. Pergi mancing bawa handphone, main Playsation bawa handphone dan bermain ke tetangga depan saja harus bawa handphone. Hanya karena handphone nya bagus atau handphone nya baru anak-anak ini tidak rela meninggalkan ponselnya walau hanya sebentar. Orang tua mewanti-wanti agar handphone nya tidak dibawa bermain. Tujuannya supaya handphone itu tidak jatuh atau rusak. Tapi bagaimana lagi karena anak-anak kalau sudah memegang handphone sulit sekali melepaskannya. Walau dengan seribu satu cara untuk mengelabuinya tetap saja. 

Saya tidak bermaksud melarang mereka, terserah saja bagaimana maunya. Tapi sebetulnya yang ingin saya katakan anak-anak yang belum dewasa, belum memiliki kematangan berpikir yang cukup. Anak-anak kecil sampai sampai usia remaja mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. Sehingga perlu pengawasan dalam menggunakan handphone oleh orang tua. Sebagai orang tua perlu sekali memperhatikan tontonan yang dilihat, pergaulan yang diikuti sehingga kemudian anak-anak dapat menggunakan handphone mereka dengan bijak. Akses internet yang digunakan oleh anak-anak bisa saja disalahgunakan untuk melakukan sesuatu negatif. Selain itu karena kebanyakan bermain handphone anak-anak kurang berinteraksi dengan teman dan lingkungannya. Sehingga hal ini dapat membentuk karakter yang kurang baik bagi si anak. 

Oke kiranya itu saran saya atas penggunaan handphone oleh anak-anak. Kita kembali membahas masa anak-anak zaman sekarang. Anak-anak zaman sekarang mereka mungkin belum pernah merasakan asyiknya bermain petak umpet, enggrang, lompat tali, mandi di sungai, di marahi orang tua karena bermain bola sampai magrib. Mungkin yang satu ini terjadi juga sekarang yah. Karena sekarang mereka memiliki permainan baru yang bernama mobile legends, free fire, PUBG dan beragam game yang dapat mereka akses melalui handphone. Atau bahkan mereka tidak mengetahui smaa sekali nama-nama permainan tradisional. Atau juga mereka tahu dan paham permainan tradisional tapi mereka lebih memilih bermain handphone. Karena telah dianggap sebagai tempat menemukan hal baru yang tidak ada batasnya. 

Arus modernisasi sangat dirasakan oleh anak-anak zaman sekarang. Di lingkungan saya atau mungkin di lingkungan teman-teman sudah mulai jarang anak-anak yang ketika pagi atau sore bermain kelereng, petak umpet, bersepeda, kejar-kejaran. Sampai-sampai pekarangan kosong yang kalau dulu digunakan untuk anak-anak bermain kini sudah sepi, penuh ditumbuhi rerumputan dan ilalang. Wajar saja karena bermain handphone tidak memerlukan lahan yang luas. Jika dulu bermain petak umpet harus mencari lokasi terbuka dan luas, bermain handphone dikamar pun bisa. Jika kamu sekarang sudah memiliki anak, di usia berapa kamu akan mengizinkannya bermain ponsel? Jawab dari argumen masing-masing. Jangan tanya mbah google hehe. 

Zaman sudah semakin berubah. Kita yang kelahiran antara 90an sampai 2003 hanya bisa tersenyum kecut melihat tingkah laku anak-anak yang sudah memiliki akun Facebook, mengena WhatsApp, mengerti bagaimana menggunakan YouTube dan sudah pandai menggunakan internet. Malahan kita sendiri yang tertinggal pengetahuan cukup jauh oleh mereka. Namun jangan salah banyak juga orang-orang dewasa atau orang tua kini berlomba-lomba membuat belajar menggunakan handphone pintar supaya tidak ketinggalan zaman katanya. Ini menunjukkan bahwa mereka juga tidak ingin kalah eksis dengan anak-anaknya.  Sungguh hebat sekali ciptaan manusia mampu merubah gaya hidup setiap elemen masyarakat dunia ini. 







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perempuan dan Perhiasan Terindah Dunia

Perempuan diciptakan oleh Allah SWT memiliki andil dalam dinamika kehidupan. Peran yang tidak bisa hilang dari seorang perempuan adalah sosok keibuan. Perempuan yang baik adalah yang bisa menjadi madrasatul ula bagi anak-anaknya. Artinya seorang ibu yang mendidik anaknya dengan cara yang baik, didukung dengan ketenangan, dan kesabaran. Akan menumbuhkan anak anak yang sholeh dan sholeha.  Perempuan tidak hanya dipandang sebatas fungsi biologis nya. Lebih jauh, akan melekat padanya cinta yang suci, kecantikan, kelembutan, dan keindahan yang menawan. Apabila seorang laki-laki hanya terpikat dengan wanita pada aspek wujud jasad semata, ia tidak akan mampu meningkatkan persepsinya kepada taraf yang lebih mulia.  Hubungan antara laki-laki dan perempuan adalah hubungan yang agung dan mulia. Seperti yang tertuang dalam firman Allah Q.S Ar-rum ayat 21 yang artinya; "Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untuk mu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cende...

Saat Kita Menjadi Mahasiswa Bimbingan Ibu Dr. Zulfatun Ni'mah, M.Hum

Senang sekali kita bertemu melalui tulisan ini. Menjadi seorang mahasiswa tidak akan lepas dengan tugas akhir atau skripsi. Saya adalah mahasiswa semester delapan yang sudah tentu tengah berkecimpung dalam proses pembuatan skripsi. Berbicara soal proses pembuatan skripsi tentu saya dan pembaca paham. Jika mengerjakan skripsi pasti memiliki dosen pembimbing.  Perkenalkan Ibu Dr. Zulfatun Ni'mah, M.Hum atau yang akrab dipanggil Bu Zulfa merupakan dosen pembimbing saya. Beliau adalah dosen mata kuliah sosiologi hukum, begitu lah saat saya pertama kali bertemu di kelas sebagai murid dan dosen. Bu Zulfa dikenal sebagai dosen yang perfeksionis dan tegas. Ada sebuah kejadian dimana ketika beliau tengah menjelaskan materi di kelas. Salah satu mahasiswa terlihat asyik memainkan handphone tanpa memperhatikan apa yang di sampaikan Bu Zulfa. Dengan tegas Bu Zulfa menegerus dan memperingati nya dengan keras, dan mengatakan untuk menaati peraturan dan kontrak belajar yang telah disepakati. Jika ...

Catatan Akhir Dari Skripsi

Oleh : Suyatno  Memasuki BAB V dalam penyusunan skripsi menjadi puncak kebahagiaan tersendiri bagiku. Sebelumnya, aku bergelut dengan data informan di BAB IV, bertemu dengan para dosen perempuan yang menjadi informan, serta melakukan observasi dan dokumentasi di kampus. Saat mulai mengkaji data dari BAB IV di BAB V, aku merasa senang karena membayangkan skripsiku akan segera selesai. Dalam BAB V ini, aku menulis temuan penelitian menggunakan perspektif gender. Sangat menyenangkan karena aku banyak belajar soal pengelolaan rumah tangga, mulai dari relasi suami-isteri, tugas dan pekerjaan rumah tangga, hingga pengasuhan anak pada keluarga perempuan karir. Setelah BAB V disetujui oleh dosen pembimbing, aku langsung "tancap gas" untuk menyelesaikan BAB VI, yakni kesimpulan dari skripsi. Tanpa harus merevisi terlalu banyak, skripsiku dinyatakan selesai oleh dosen pembimbing, dan aku diarahkan untuk segera melengkapi dokumen skripsi seperti surat persetujuan pembimbing,...