Tarikan nafas ku mulai terasa berat. Setiap terbesit aku ingin ini dan ingin itu, serentak mata menatap ke langit, seolah-olah meragukan apa kata hati . Itulah ungkapan yang malam ini rasakan. Bertengkar dengan pikiran soal bagaimana esok, betul-betul tidak ada akhirnya. Memang betul yang dikatakan oleh orang-orang, bahwa di usia 20 tahunan kita diporak-porandakan dengan waktu, usia orang tua, cita-cita, dan panaskan oleh pencapaian orang lain. Sebagai anak laki-laki satu-satunya dalam keluarga, hal tersebut cukup membuat kegundahan ketika sendiri. Tidak dipanggil dan tidak ditunggu kehadirannya, overthinking itu muncul menyelimuti isi kepala. Ada beberapa alasan yang membuat saya kerap merisaukan hari esok. Pertama karena saya melihat perjuangan dan pengorbanan orang tua untuk bisa membiayai kuliah anaknya. Betul sekali, saya memiliki rasa ingin membalas budi, walaupun kalau diukur dan dibandingkan tidak akan menyamai dengan apa yang telah orang tua berikan. Tapi set...
Tempat berbagi cerita, pengalaman, dan kesan. Hidup hanya sekali maka hal-hal yang dilalui begitu berarti dan rugi rasanya apabila warna-warni itu tidak diabadikan dalam sebuah lukisan. Laman ini adalah jejak digital orang biasa yang kerap kebingungan mencari arah. Maka beristirahat dan merenung di saung kecil ini adalah pilihan. Semoga hari mu bahagia...